Cukup tekan bintang maka kamu sudah bisa baca.
Jangan lupa komen dan vote sebanyak-banyaknya!
1000 komen dan 1000 vote untuk next part!
Follow akun :
@pacarnyaboo@abellstr25
HAPPY READING :)
..
Tribun gedung utama kampus di Jogja sudah ramai dikarenakan olimpiade matematika tingkat nasional. Pendukung dari berbagai sekolah seluruh kota sudah duduk dengan rapi lengkap dengan almamater sekolah. Tak sedikit dari mereka meneriaki nama salah satu peserta olimpiade dari ibu kota. Al.
Cowok itu berdiri di podium yang sudah disediakan bersama Sila dan Yuda. Setelah melewati babak penyisihan akhirnya SMA Pelita memasuki babak final. Tentu saja itu adalah kerja yang bagus antara Boo, Sila dan Yuda.
Di kiri dan kanan mereka terdapat lawan dari SMA Merdeka dan SMA Kencana. Untuk menetralkan rasa tegangnya Boo memejamkan matanya membayangkan wajah ceria Saffiyah. Ia tahu bahwa Saffiyah adalah obat penenangnya. Gadis itu sangat dibutuhkan oleh Boo.
"Kamu lihat cucu saya di sana?" tanya Ahsan pada seorang gadis yang duduk disampingnya. Kemudian di samping Ahsan ada Arsen yang menatap anaknya untuk memberi semangat.
"Lihat, kek," jawab gadis itu dengan senyum manisnya. Cantik dan elegan ketika orang menatap gadis itu.
"Dia cucu kesayangan kakek. Jadi, kakek harus memberikan yang terbaik untuknya."
Senyum yang terukir di wajah cantik itu tidak pudar membuat Ahsan senang melihatnya. "Dia tampan dan pintar. Kakek beruntung punya cucu seperti dia."
Ahsan menanggapi dengan anggukan semangat. Al adalah kebanggaan Ahsan karena ia bisa memamerkan bagaimana cucu kesayangannya meraih prestasi yang gemilang di banding dengan cucunya yang lain.
"Kakek akan lebih beruntung lagi kalau Tania mau bertunangan dengan Al," kata Ahsan pada Tania membuat gadis itu yang tadinya tersenyum langsung terkejut. Tak lama itu kembali menormalkan raut wajahnya.
"Ter--,"
"Yah?" Arsen yang duduk disamping Ahsan memanggil menatap ayahnya dengan tatapan lekat. "Lupa apa yang disampaikan oleh Al waktu itu?" tanya Arsen. Berusaha membantu Ahsan mengingat ucapan Boo beberapa waktu lalu.
Ahsan mengangguk jelas ia tidak akan lupa. "Ayah cuma mau yang terbaik untuk Al. Hanya dia yang bisa Ayah harapkan, anak-anak kakak kamu tidak ada yang bisa Ayah banggakan," ujar Ahsan pelan agar tidak terdengar oleh Tania.
"Terbaik untuk Ayah belum tentu untuk anakku baik," sela Arsen.
"Kenapa kamu jadi begini? Bukannya dulu mendukung?" tanya Ahsan merasa aneh melihat anaknya yang sepertinya sudah tidak sejalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARNYA BOO
Teen FictionSatu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan." Saffiyah adalah gadis yang menduduki peringkat akhir di sekolah hal itu membuat Saffiyah mendapatkan...