Mau update cepet nggak?
430 vote dan 300 komen ya!
HAPPY READING :)
...
Ketika semua bus sudah sampai ditempat tujuan. Satu persatu-satu murid Pelita keluar dari dalam bus dengan tidak lupa membawa barang mereka masing-masing. Di depan mereka semua sudah ada jalan kecil yang akan mengantarkan mereka ke tempat perkemahan. Pohon-pohon besar menjulang tinggi tidak lupa rumput liar yang tumbuh di tanah. Seruan heboh sudah terdengar sejak tadi saat mereka sudah tiba. Sebagian dari mereka memilih menghirup udara siang yang segar di sana.
"Sapi, nggak apa-apa?" tanya Boo ketik gadis yang ada di sampingnya terus mengenggam erat tangannya.
"Aku nggak apa-apa, Boo."
Boo mengusungkan senyum. Mulai berjalan masuk ke dalam hutan dimana Lio sudah mengintruksikan di depan sana sekaligus menjadi komanda untuk anggotanya. Hampir sepuluh menit mereka berjalan memasuki hutan akhirnya Lio memberhentikan langkah di sebuah tanah lapang yang sering dijadikan tempat perkemahan.
"UNTUK SELURUHNYA, INI ADALAH LOKASI KITA. SEBELUM KITA MENDIRIKAN TENDA DI SINI, SAYA INGIN MENYAMPAIKAN BAHWA KALIAN SEMUA TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK MELEWATI JALUR-JALUR YANG SUDAH DIBERI GARIS DI SEKELILING KITA." Lio menunjukkan beberapa tali yang mengelilingi tanah lapang itu.
"KENAPA NGGAK BOLEH?" Itu pertanyaan dari Mika.
"ITU SUDAH MEMASUKI HUTAN LIAR."
Semuanya mengangguk paham.
"DIBAGIAN KANAN SAYA ITU UNTUK TENDA ANAK LAKI-LAKI DAN BAGIAN KIRI SAYA UNTUK TENDA PEREMPUAN. MASING-MASING TENDA HANYA BOLEH DI ISI OLEH TIGA ORANG SAJA. SILAHKAN KALIAN UNTUK MENCARI TEMAN SATU TENDA KALIAN."
Mendengar instruksi seperti itu membuat semuanya lekas mencari teman satu tenda. Saffiyah yang ingin menghampiri Mika, Wawa dan Refa mendadak terhenti ketika menyadari bahwa mereka sudah pasti bertiga. Terlihat jika Mika, Wawa dan Refa tertawa dan berlekas mendirikan tenda.
"Sapi, kenapa?" Boo tiba-tiba datang dan berdiri di samping Saffiyah. Ada sorot kesedihan di mata kekasihnya.
"Aku nggak punya teman satu tenda, hehe." Saffiyah memaksa untuk tersenyum. Meski hatinya nyeri melihat ketiga temannya melupakan dirinya.
"Kan masih punya aku."
"Kamu kan laki-laki nggak boleh," sela Saffiyah.
"Yang bolehnya apa?" tanya Boo lembut, cowok itu sedikit merundukkan wajahnya untuk melihat wajah Saffiyah lebih dekat.
"Cium kamu boleh nggak?"
Saffiyah melotot menatap Boo. Satu telapak tangannya menempel di kening cowok itu lalu mendorongnya pelan agar ada jarak yang membentang antara keduanya. Jantung Saffiyah selalu tidak aman jika Boo bersikap lembut dan terkesan bucin. Kan Saffiyah belum terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARNYA BOO
Teen FictionSatu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan." Saffiyah adalah gadis yang menduduki peringkat akhir di sekolah hal itu membuat Saffiyah mendapatkan...