HAPPY READING :)
..
Punggung tangan Jeff menempel di kening Saffiyah. Gadis itu berbaring lemah di ranjang setelah membalas pesan dari Al tadinya. Wajahnya pucat dan juga seluruh tubuh Saffiyah lemas bukan main.
"Kamu demam," ucap Jeff.
Saffiyah tidak menanggapi, matanya sayup-sayup ingin tertutup.
"Kakak kompres dulu, ya."
Saffiyah mengangguk lemah, menatap sayup pada punggung Jeff yang keluar dari kamar dan menghilang di balik pintu. Sudah sejak tadi Saffiyah merasa ada yang salah dalam dirinya. Jika ia sakit biasa maka dengan cepat ia akan sembuh. Namun, ini sudah berlangsung lama kurang lebih satu tahun.
Sementara di tempat lain Jeff yang berada di dapur merogoh ponsel yang ada di saku celana. Mencari kontak nama seseorang. Setelah menemukan ia langsung menempelkan ponsel ke telinga. Menunggu panggilan di terima.
"Gimana, dok, ada?" tanya Jeff begitu sambungan terhubung.
"..."
"Besok saya bawa dia ke rumah sakit. Dan saya mohon untuk nggak bilang hal ini ke siapapun."
"..."
Sambungan telepon terputus. Jeff kembali memasukkan ponsel ke saku celananya. Kemudian mendesah berat, mengacak rambutnya frustasi memikirkan tentang keadaan Saffiyah.
Jeff terlambat menyadari! Jeff menyesal.
Setelah mengisi mangkok dengan air panas dan membawa handuk kecil di tangannya. Jeff kembali ke kamar Saffiyah.
Ketika kakinya menginjak satu anak tangga, saat itulah langkah kakinya terhenti. Kepalanya mendongak menatap Ardi yang keluar dari kamar dan berdiri di anak tangga paling atas.
Ardi menatap sinis pada Jeff sambil mengangkat amplop putih yang ada di tangannya. Hal itu justru membuat Jeff terkejut melihat amplop yang kemarin ia terima sekarang berada di tangan Ardi.
"Darimana Papa dapat itu?" tanya Jeff. Menaiki tangga mendekati papanya.
"Jatuh di lantai," jawab Ardi.
"Kembaliin, Pa," pinta Jeff setelah meletakkan mangkok ke lantai. Kemudian kembali berdiri menatap Ardi.
"Papa sudah baca isinya. Ternyata kamu sembunyiin ini dari anak itu?"
Jeff terdiam. Menatap lekat wajah Ardi. Jeff tidak akan membiarkan adiknya tahu soal ini. Cukup ia, Ardi dan Tuhan yang tahu apa yang Saffiyah alami.
"Bagus," puji Ardi. Menyodorkan amplop putih itu pada Jeff lalu Jeff mengambilnya.
"Jangan bilang ini ke Saffi, Pa." Jeff berkata ketika Ardi hendak melangkah turun.
Pria itu menoleh ke samping pada Jeff. "Urus saja sendiri. Papa tidak ingin ikut campur untuk masalah ini." Ardi segera melangkah turun, meninggalkan Jeff yang menatap nanar punggung Ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARNYA BOO
Teen FictionSatu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan." Saffiyah adalah gadis yang menduduki peringkat akhir di sekolah hal itu membuat Saffiyah mendapatkan...