14. PACARNYA BOO

140K 12.6K 880
                                    

Happy Reading :)

..

Semenjak dari rooftop kemarin Saffiyah tidak pernah lagi mendapatkan kabar dari Boo. Cowok itu tidak ada sedikitpun mengirimnya pesan. Jujur, Saffiyah memang menunggu, namun melihat tidak ada pesan yang masuk dari Boo membuat Saffiyah seolah yakin jika cowok itu memang tidak mempunyai cinta untuknya.

Saffiyah mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas, ada pesan masuk dari Darren.

Darren
Gue otw jemput lo, Saf.

Saffiyah
Iya, Darren.

Tadi malam, Saffiyah menghubungi Darren untuk meminta jemput karena ia yakin jika Boo pasti tidak akan menjemputnya seperti kemarin.

Menarik napas panjang lalu mengembusnya keluar, Saffiyah berdiri dari duduknya di tepi ranjang, beranjak dan keluar dari kamar.

Saffiyah tersenyum kecut begitu melihat Papanya yang pagi-pagi sekali sudah berangkat kerja. Ia hanya mampu menatap punggung tegap Ardi yang menghilang di balik pintu. Sedangkan Jeff, laki-laki itu masih tertidur di kamarnya karena lembur tadi malam. Saffiyah tidak tega membangunkan kakaknya.

Keluarganya kini sudah tidak seharmonis dulu. Saffiyah tidak tahu kenapa keluarganya menjadi seperti ini. Papanya sudah memperlakukannya dengan kasar sejak kecil. Tidak ada kepingan puzle yang Saffiyah temukan dari permasalahan keluarganya. Mungkin suatu saat akan Saffiyah temukan.

"Dek, mau kakak anter?" tanya Jeff tiba-tiba dengan muka bantalnya, menghampiri Saffiyah yang duduk di sofa sambil mengikat tali sepatu.

"Nggak usah, kak, aku udah dijemput," jawab Saffiyah.

"Oh okay. Gimana memarnya udah hilang?" Jeff duduk disebelah Saffiyah, memperhatikan seluruh anggota tubuh adiknya karena Jeff masih khawatir akan memar dan bintik merah yang muncul pada Saffiyah tiba-tiba.

"Udah mulai hilang. Kak Jeff mandi sana, mau ngantorkan lagi?" Saffiyah melirik pada Jeff begitu selesai mengikat tali sepatunya.

"Yaudah, kakak mandi dulu. Kamu hati-hati ya berangkatnya. Bilang sama Al jangan ngebut, kalau kamu kenapa-napa di tangan Al. Kakak pastiin dia nggak bakal pernah dapat ketemu kamu lagi," ujar Jeff panjang.

Saffiyah mengangguk paham. Meski sebenarnya dia tidak berangkat bersama Boo melainkan bersama Darren.

Jeff yang mulai berdiri mendadak menatap ke depan pintu utama rumah ketika suara klakson motor terdengar satu kali.

"Kak, Saf berangkat dulu, ya. Dadah." Buru-buru Saffiyah berdiri setelah menyalami punggung tangan Jeff. Kemudian berlari menuju pintu. Saffiyah tidak ingin Jeff tahu jika dia ada masalah dengan Boo.

Begitu Saffiyah berhasil membuka pintu rumahnya, saat itulah Saffiyah terpaku ditempat dan memandang bergantian pada dua cowok yang berdiri di depannya.

"Ayo," ajak Boo. Cowok itu baru saja tiba dan cukup terkejut melihat Darren yang menunggu di teras.

Saffiyah mengerjapkan kedua matanya. Kembali menormalkan jantung dan wajahnya. Kemudian menutup pintu dan berjalan ke arah Darren.

"Ayo, Darren, kita berangkat." Saffiyah menarik pergelangan tangan Darren membuat cowok itu kebingungan sekaligus merasa bersalah karena Saffiyah justru mengajaknya.

Sementara Boo yang melihat tangan Saffiyah yang menggantung di pergelangan tangan Darren, menatap tajam pada cowok itu. Dia tidak terima jika Saffiyah bersikap seperti itu.

"Saf, lo berangkat sama gue!" tekan Boo seraya mengambil tangan Saffiyah. Hingga akhirnya Saffiyah berada ditengah.

"Kalau ada masalah selesain jangan lari!" kata Boo lagi.

PACARNYA BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang