UP LAGI YEY!
JANGAN SIDERS YA! CUKUP BAYAR PAKE BINTANG UDAH BISA BACA!
1000 VOTE dan 1000 komen next part!
Kalau cepet bisa douple up!
..HAPPY READING :)
Hujan mengguyur dengan deras sore itu. Langit gelap, angin kencang berusaha menyelinap masuk dari ventilasi jendela. Suara gemuruh dan kilat petir mendominasi suasana suram pada seorang gadis yang duduk di bibir brankar, menatap kosong pada jendela yang memperlihatkan hujan. Kaki telanjangnya menjuntai ke bawah terlihat pucat pasi. Tidak bergerak hanya dingin yang menyapu permukaan kulitnya.
Airmata itu sudah sedari tadi turun membasahi pipinya. Tidak ada pergerakan dari tangannya untuk menyeka. Isak tangisnya sudah tidak bisa ia keluarkan dari suara karena semuanya percuma. Hanya airmata yang bisa berbicara. Semesta tidak akan menggulir keadaan menjadi bahagia.
"Kenapa kak Jeff juga harus nyusul Mama sama Shila? Kenapa nggak ajak aku?"
Bibir Saffiyah bergetar. Memori di kepalanya terpaksa berputar pada menit yang lalu. Dimana Saffiyah mendengar kecelakaan pesawat yang dialami Jeff melalui televisi yang ada di ruangannya.
"Pesawat dengan rute Jakarta-Singapura dinyatakan jatuh di perairan. Para kru petugas mengatakan jika seluruh penumpang dan awak kapal tidak ada yang selamat. Pesawat dikabar meledak di udara hingga akhirnya jatuh. Sampai saat ini tim masih mencari keberadaan black box pesawat."
"Berikut ini adalah nama-nama penumpang yang ada dalam pesawat rute Jakarta-Singapura."
Jeffrian Irawan – 24 Tahun
Kepala Saffiyah tertunduk lemas, bersamaan dengan cairan bening yang luruh begitu saja. Jatuh pada punggung kakinya. Nama Jeff tertera jelas di sana, membuat Saffiyah tidak punya pikiran positif jika Jeff masih selamat atau kakaknya sedang ketinggalan pesawat.
"Udah ketemu Mama, ya, kak?" gumam Saffiyah. Kembali mengangkat kepalanya. Rambutnya dibiarkan tergerai. Ada banyak helaian rambutnya yang jatuh di atas bantal.
"Bilang dong sama Mama, kalau aku kangen. Mau ikut kalian aja. Dunia ini terlalu kejam buat aku yang udah rapuh dan hancur dari dulu."
Menghembus napas panjang. Kepala Saffiyah menoleh pada pintu ruangan yang terbuka. Seorang cowok yang beberapa hari ini menemaninya di rumah sakit muncul dari balik pintu dalam keadaan basah terlihat dari seragam Boo.
"Boo?" panggil Saffiyah.
"Iya." Boo cepat-cepat melepas seragamnya dan menyisakan kaos hitam yang membalut tubuhnya. Meletakkan seragamnya pada kursi.
"Kamu hari ini bukannya harus ke Jogja buat olimpiade?" tanya Saffiyah. Ia ingat jika Boo akan mengikuti olimpiade.
"Olimpiadenya ditunda seminggu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARNYA BOO
Teen FictionSatu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan." Saffiyah adalah gadis yang menduduki peringkat akhir di sekolah hal itu membuat Saffiyah mendapatkan...