4🍁 Nerd dan Bullying

1K 42 0
                                    

Di pagi hari, Lula terbangun dari tidurnya. Ia ingat kalau semalam ia tidur di balkon namun sekarang kenapa sudah ada di kamar saja, apa mungkin dia yang memindahkan. Kalau berjalan sambil tidur, itu tidak mungkin bagi Lula.

Dilihatnya ke samping, kosong. Apa laki laki itu memang begini, pergi di saat ia belum bangun dan pulang di saat ia tertidur. Tapi bodoh lah, ia harus siap siap ke sekolah. Hari ini ia akan kembali memulai rutinitasnya lagi, bersekolah seperti biasa.

Setelah membersihkan dirinya ia memakai seragamnya di ruang ganti. Setelahnya ia keluar dan memakai perlengkapan lainnya.

Asalkan kalian tau kalau Lula itu nerd di sekolahnya, bahkan di rumah pun sama. Ia berlindung dibalik kulit gelapnya dan kaca mata besarnya. Gelapnya kulit itu hanya bisa dihilangkan oleh pembersih nya saja, bahkan air biasa pun tidak bisa. Tidak ada satu orang pun yang tau dengan orang tuanya dan dengan hidupnya. Di kelas pun ia seorang pendiam dan kutu buku, hanya ada satu orang yang mau berteman dengannya.

Hal itu terjadi karena Alberto menyuruh Lula, namun anehnya ia tidak memberikan alasan pasti kenapa Lula harus melakukan hal tersebut. Dan sekarang gadis itu menikmati itu semua, hal itu sudah bagian dari hati dirinya.

Bedanya di rumah rambut gadis itu diurai, sedangkan di sekolah dikepang dua. Kacamatanya pun bukan kaca mata biasa, bukan karena matanya minus namun karena menutupi warna bola matanya. Di rumah pun gadis itu masih memakainya, kecuali di hari pernikahannya, itulah sebenarnya jati diri Lula, namun terpendam dengan jati diri yang palsu.

Bajunya cukup kebesaran dan panjangnya menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepalanya. Lula pun sudah mengatakan pada papanya untuk tidak memberitahukan bagaimana wajah aslinya pada sang suami, apalagi saat laki laki itu menghilang di hari pernikahannya.

"Non mau makan dulu" tanya bi Ros

"Nggak usah bi, bawa bekal aja" jawabnya

Bi Ros sebenarnya heran dengan perubahan Lula, sekarang seolah ia melihat diri lain di dalam tubuh Lula. Bukan karena penampilannya namun karena aura yang dipancarkan Lula sangat berbeda jauh.

"Kenapa beda non" tanya bi Ros

"Bibi harus biasain ya karena ini memang aku yang sebenarnya, kemaren kemaren itu anggap saja orang lain yang kebetulan bibi bertemu" ujarnya tersenyum manis namun menyimpan seribu sayatan luka

"Baik non"

"Ya udah, bi aku berangkat ya" pamitnya

Lula memesan gojek untuk berangkat ke sekolahnya, apa lagi ia baru berada di daerah ini. Ternyata jarak sekolah dengan rumah barunya tidak terlalu jauh, sehingga Lula sampai awal sekali.

Gadis itu masuk ke kelasnya dan untuk tatapan aneh orang orang, itu adalah hal yang sudah biasa baginya. Bahkan secara terang terangan membullynya juga sudah biasa bagi gadis itu. Semuanya sudah pernah ia coba, hanya tinggal yang membunuh saja yang belum.

"Marta" panggil seseorang yang tiba tiba saja duduk di sebelahnya

Marta adalah nama panggilan Lula di sekolahnya, ia menggunakan nama itu untuk dirinya yang nerd, dan Lula untuk dirinya yang menyedihkan.

"Eh Ica, kamu kapan sampai dan naik apa" tanya Lula beruntut

"Satu satu ta, aku sampainya udah dari tadi tapi ke toilet dulu dan naik apanya, ya jalan lah kan dekat cuma" jawab sahabatnya itu Trisha Sulastri G yang biasa dipanggil Ica

"Nggak ada pr kan" tanya Lula

"Nggak ada, oh iya kemaren kamu kemana aja kok nggak sekolah, kasihan tau aku sendirian" ujarnya pura pura sedih

Hasse es zu LiebenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang