Hari semakin berlalu, baik Lula maupun Brian masih belum bertemu secara langsung. Brian bangun di pagi hari langsung joging, sedangkan Lula ia berangkat ke sekolah. Dan di malam hari pun laki laki itu pulang sangat larut, dan Lula tidur. Jadi, tidak ada waktu untuk mereka saling menyapa maupun saling berbicara.
Kebetulan hari ini hari libur, jadi tidak ada diantara mereka yang sibuk dengan kegiatan masing masing. Lula bangun terlebih dahulu, mata abu abu gelapnya menoleh ke samping.
Aaaaa
"Berisik" ketus orang yang ada di sampingnya itu
"Ka kamu kenapa ada di sini, huaaa awaas" pekik Lula tak menghiraukan ucapan laki laki itu
"Gue suami Lo kalau Lo lupa" ujar laki laki itu tanpa menoleh pada gadis yang ada di sampingnya itu, bahkan Brian menaikkan kembali selimut yang menutupi setengah wajahnya itu
"Ma maaf" balas Lula kemudian langsung bangkit dari tempat tidur
Yakinlah kalau jantungnya saat ini berdetak kencang. Lula melupakan kalau ia sudah menikah, dan ia baru menyadari kalau selama ini ia tidur tidak hanya sendiri namun berdua.
Dengan langkah cepat, ia mengambil baju dan membawanya ke kamar mandi. Lula akan bersih bersih dulu baru nanti ia akan turun untuk sarapan.
Setelah berendam cukup lama, gadis itu pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang fresh walaupun masih dengan gaya nerd nya. Lula memang begitu, ia dandan itu langsung di kamar mandi, bisa ketauan kalau di luar kamar mandi nanti.
Karena perutnya terasa kosong, Lula memutuskan untuk langsung ke dapur. Ia akan sarapan terlebih dahulu. Setibanya di dapur, ia melihat Ros sedang menyiapkan sarapan.
"Ada yang bisa Lula bantu bi" tanya Lula
"Nggak ada non semuanya sudah siap, non panggil tuan saja untuk sarapan" jawab Lula
"Nggak bisa ya bi dia turun sendiri, lagian kalau pun lapar pasti akan turun sendiri nya" ujar Lula
"Nggak enak non, lagian non dan tuan kan jarang makan bersama" ucap Ros
"Bibi aja deh, biar Lula di sini aja" Lula tetap pada pendiriannya, ia merasa masih belum siap bertemu langsung dengan suaminya. Yang tadi saja jantungnya belum stabil, apalagi nanti bisa amati jantuang dirinya.
"Ya udah, biar bibi panggil ya"
Lula pun membiarkan Ros memanggil suaminya itu. Sambil menunggu yang ditunggu datang, Lula lebih memilih membaca beberapa buku yang tadinya sempat ia bawa sebelum turun.
Mulutnya komat Kamit membaca tiap tulisan yang terpampang di buku itu. Gadis itu membaca buku tersebut sambil berfikir. Tak aneh bila ia menjadi juara, mau makan saja ia membaca buku.
"Ekhm"
Lula pun mengalihkan tatapannya dari buku ke arah asal suara itu. Dan matanya terbelalak, laki laki itu adalah orang yang pernah ia tabrak sudah dua kali. Matilah dirinya nanti, kalau laki laki itu membalas dendamnya.
"Makan, nanti kita bicara lagi" ujar laki laki itu
"I iya" jawab Lula gugup
Mereka makan dengan diam, di hari Lula sudah kocar kacir tak karuan. Bagaimana lah nasibnya nanti, apa yang akan laki laki itu bicarakan dengannya sampai tampangnya serius sekali.
Setelah sarapannya habis, Lula menunggu laki laki itu selesai sambil membaca buku yang tadinya belum selesai ia pelajari. Karena terlalu larut dengan bukunya, Lula melupakan kalau Brian sudah selesai sarapan.
"Temu di kamar sekarang" suara itu mengalihkan dunia Lula, ia pun menoleh pada Brian yang meninggalkan meja makan
"Bi kok dia mengerikan ya" keluh Lula pada bi Ros yang sedang membersihkan meja makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...
