Dengan langkah gontai dan tak tau arah, Lula terus menelusuri jalan malam yang pekat dan bisu. Ia tidak membawa apa pun kecuali saat ia pergi makan malam tadi. Lula kehilangan arah, ia tidak tau harus kemana lagi. Semua orang mencampakkannya, keluarga bahkan sekarang suaminya juga.
Saat berjalan di tepi trotoar, Lula melihat ada beberapa orang yang sedang bertengkar dengan menggunakan senjata tajam. Ia sangat takut melihat mereka yang seperti hewan buas yang saling menerkam satu sama lain.
Di sana juga dapat Lula lihat ada seorang laki laki paruh baya yang umurnya seperti papanya sedang berusaha menahan serangan yang brutal dari seseorang. Di lihat lihat anggota laki laki paruh baya itu sangat kewalahan bahkan sudah banyak yang tumbang.
Karena saking tak kuatnya menahan serangan, laki laki paruh baya itu pub berlari yang sepertinya menuju ke arah Lula. Perempuan itu masih diam mencerna apa yang terjadi langsung di hadapannya, sampai sampai ia tak sadar kalau laki laki paruh baya itu hampir dekat dengannya berdiri.
Lula melihat lawan laki laki tua itu, ternyata di sana ada yang sedang membidik ke arah laki laki tadi.
Dor
Argkh
Erangan itu membuat atensi laki laki paruh baya itu berbalik. Ia melihat perempuan kecil sedang kesakitan menahan dadanya. Dengan sigap laki laki itu berbalik dan berlari cepat ke arah gadis itu.
Sedangkan bala bantuannya sudah datang, anak buah laki laki itu sepertinya datang memberi bantuan, terlihat dari mereka yang datang dengan jumlah yang banyak. Dan dengan mudahnya mengalahkan lawan yang juga sudah tak bertenaga lagi akibat menyerang yang awal.
"Kenapa kamu menolong saya" tanya laki laki itu
"Saya nggak mau bapak terluka" jawab perempuan itu dengan nafas yang hampir sesak
"Tapi kamu yang terluka, maaf karena saya kamu harus seperti ini" ujar laki laki itu dengan suara pelannya, ia sungguh merasa bersalah pada perempuan itu
"Maaf kan saya, kamu sudah menolong saya hampir dua kali" ujar laki laki itu
Shshh
"Sa sakit" cicit perempuan itu membuat kesadaran laki laki tua itu kembali, ia dengan segera menghubungi seseorang dan meminta bantuan memanggilkan ambulan
Laki laki itu terus menatap perempuan itu yang sudah sesak nafas. Tak sengaja ia melihat buliran air mata jatuh di pipi perempuan malang itu. Sungguh hati laki laki itu teriris oleh perempuan yang ada di hadapannya saat ini.
"Bertahan lah, saya mohon" ujar laki laki itu pelan dan sedikit berbisik sedangkan yang perempuan hanya membalas nya dengan tersenyum tulus dan menenangkan walaupun dia mati matian menahan sakit di dadanya.
Tak lama kemudian ambulan datang dan langsung membopong perempuan itu masuk. Laki laki tua itu pun juga ikut masuk menemani. Ia juga harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah menimpa perempuan kecil itu.
Selama di perjalanan, laki laki itu tak henti menatap perempuan yang juga menatap laki laki itu. Ia baru sadar ternyata ia pernah melihat bapak itu, tapi ia lupa dimana dan kapannya.
"Na nama ba bapak si sia siapa"
"Vergo Elzatta Mikhael" jawab laki laki itu
"P pak Vergo, ji jika sa saya ti tidak sela mat, to tolong ja jangan ka sih tau ke keluarga sa saya pak, ku kuburkan sa saja sa saya di ma mana me menurut ba pak ba baik, ma maaf me repotkan ba pak, ma kasih"
"Kamu pasti selamat, jangan bicara lagi bertahanlah nak saya minta maaf, saya mohon" baru bersama perempuan itu seorang Vergo memohon, laki laki yang berahang keras dan wajah yang dingin itu tidak pernah memohon dan meminta maaf sejak kejadian naas yang menimpanya dan membuatnya memiliki dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...
