Sebulan berlalu begitu cepat, Brian dan Lula semakin saling membuka diri. Tapi satu hal yang masih tak bisa Lula terima. Lika dan Ica masih mendiaminya, ia sudah ingin membicarakannya tapi keduanya seolah hanya diam saja. Hanya Zero yang sesekali mengajaknya ke tempat yang dulu pernah ia bawa.
"Lo sibuk nggak" tanya Zero yang sedang duduk di samping Lula
"Emang kenapa" tanya Lula penasaran menoleh pada Zero yang masih menatap lurus ke depan
Keduanya saat ini berada di tempat biasa mereka menenangkan diri. Sejak saat awal Zero membawa Lula ke sini, sejak saat itu juga keduanya mulai bertemu di sini disaat keduanya sedang bosan.
"Mau ajak Lo ketemu Abang sepupu gue, sama kakak gue juga kok" ujar Zero
"Boleh, jam berapa"
"Jam 8 nanti gue jemput"
"Oke aku tunggu"
Keduanya pun mengakhiri obrolan seketika itu, Lula sibuk dengan pikirannya bagaimana caranya minta izin kepada Brian nanti. Kalau ia jujur pasti Brian tidak akan membolehkannya, kalau ia berbohong pasti tambah parah lagi.
"Yok balik" ajak Zero
Lula pun mengangguk, kebetulan jam pulang sudah berbunyi dari tadi saat keduanya memutuskan untuk ke sana. Lula berniat ke sini untuk menunggu parkiran dan area sekolah sepi, dan Zero ke sini memang melihat Lula yang menuju ke sini.
Setibanya di lantai dasar, keduanya berpisah. Lula yang menunggu taxi dan Zero yang mengambil motornya. Keduanya hanya berhubungan sebatas teman menurut Lula, tapi menurut Zero belum tau.
Mereka tidak menunjukkan kebersamaan di kelas ataupun di tempat lain, hanya di tempat itu saja. Kalau di tempat selain itu mereka seperti orang asing yang tak saling mengenal. Namun yakinlah dalam tatapan mereka itu, ada jawabannya.
Setibanya di rumah, Lula mencari Ros dan menanyai Brian. Ternyata laki laki itu belum pulang, jadilah Lula memutuskan untuk beristirahat sambil menunggu Brian pulang. Ia akan memutuskan untuk tetap meminta pada Brian.
Waktu semakin berlalu dengan begitu cepatnya, saat ini tepat di pukul 7 Lula tengah bersiap siap. Ia masih menunggu Brian pulang untuk meminta izin pergi tapi nyatanya laki laki itu masih belum pulang.
Zero sudah mengiriminya pesan kalau ia akan menjemputnya tapi Lula menolaknya, ia bisa sendiri.
"Non mau kemana" tanya Ros yang kebetulan bertemu Lula di tangga
"Aku mau keluar, kalau kak Brian sudah pulang bilang aja aku mau ketemu teman" ujar Lula
Setelah pamitan ia pun menaiki taxi yang sudah menunggunya di luar pagar. Lula dandan dengan sederhana, ia tidak menonjolkan apa pun. Hanya saja ia menggerai rambutnya, tidak seperti biasanya yang di kepang 2.
Tiba di alamat yang Zero maksud, Lula pun segera masuk ke salah satu cafe yang ternyata tujuannya. Dengan langkah pasti perempuan itu berjalan masuk ke dalam. Ia mengedarkan tatapannya saat sudah tiba di tengah, ia pun menanyai resepsionis.
Setelah mendapat petunjuk ia pun mengikuti arahan pelayan itu. Ternyata di sana Zero sudah duduk sendirian sambil menunggu.
"Hai" sapa Lula saat tiba dihadapan Zero
"Oh hai, Lo udah sampai" ujar Zero basa basi sambil memperhatikan Lula dari atas ke bawah
"Lo duduk dulu" ujar Zero mempersilahkan Lula duduk di sampingnya
"Kakak sama sepupu kamu belum sampai" tanya Lula
"Belum bentar lagi kayaknya" jawab Zero
Perempuan itu pun mengangguk dan tiba tiba saja hpnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk dan ternyata itu dari Brian. Lula pun mengangkat telepon dari Brian tanpa melihat ke arah Zero yang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...
