Setibanya di rumah, Lula langsung membersihkan dirinya. Ia sungguh lelah, namun ia ada janji dengan Ica untuk ke toko buku. Apalagi ujian yang semakin dekat, membuat mereka membutuhkan banyak buku sebagai referensi.
Lula bersiap siap untuk bertemu Ica di taman kota. Selama bersahabat mereka tidak pernah saling bertanya tentang keluarga masing-masing, oleh karena itu Ica tidak tau dengan siapa ia sebenarnya berteman.
Setelah pamit sama bi Ros, Lula pun keluar dari rumah menunggu taxi yang sudah ia pesan sebelumnya. Dan tak lama kemudian taxi online nya tiba. Lula menyebutkan alamat yang akan ia tuju kepada sopir itu.
"Sudah sampai mbak"
"Makasih pak"
Lula pun membayar tarif nya dan kemudian turun mencari kursi untuknya menunggu Ica. Ia duduk di kursi dekat pohon sambil menikmati udara sejuk yang menerpa wajahnya.
"Maaf, boleh gue duduk di sini" seorang perempuan mendekati Lula
"Oh iya, boleh" jawab Lula setelah melihat pada sosok tersebut
"Gue Lika, kalau Lo" perempuan yang bernama Lika itu mengajak Lula berkenalan
"Marta" jawab Lula
"Lagi nunggu siapa" tanya Lika
"Nunggu teman, kalau kamu" jawab Lula kemudian bertanya balik
"Nggak ada, cuma mau cari angin biasa" jawab Lika
Kemudian keduanya kembali diam, menikmati pikiran masing masing. Udara di sini memang sangat cocok untuk seseorang yang buruh ketenangan. Lula pun sangat jarang keluar rumah jadinya ia hanya tau tempat yang umum umum saja.
"Ta" panggil seseorang dari jauh
Lula mencari asal suara itu diikuti oleh Lika. Ternyata yang memanggilnya adalah Ica, Lula bangkit dari duduknya dan menunggu Ica sampai padanya.
"Itu teman Lo" tanya Lika yang diangguki oleh Lula
"Sama siapa" tanya Ica
"Nama gue Lika, kami baru berkenalan" bukan Lula yang menjawab namun Lika
"Oh salam kenal Lika, aku Ica temannya Lula" balas Ica memperkenalkan dirinya
"Kalian mau kemana" tanya Lika
"Kita mau ke toko buku, Minggu depan kita mau ujian kenaikan kelas" jawab Ica
"Boleh gue ikut, gue bosan di sini" pinta Lika menatap Lula dan Ica dengan memohon
"Baiklah, ayo" ajak Lula
Luka pun merasa senang, mereka baru bertemu namun Lika sudah merasa nyaman dengan mereka.
"Naik apa" tanya Lika
"Naik taxi, nggak papa kan" ujar Lula
"Gimana kalau naik mobil gue aja, kebetulan gue bawa mobil" ajak Lika
"Nggak papa nih, kita naik mobil kamu" Ica bertanya, ia merasa tidak enak saja kalau harus menumpang pada mobil Lika, sedangkan mereka baru saja berteman
"Nggak papa, santai aja kita kan berteman" balas Lika
Ica dan Lula pun mengangguk, mereka bertiga berjalan ke tempat dimana mobil Lika terparkir. Setelah Lika mempersilahkan masuk, baru Ica dan Lula masuk. Lula duduk di depan sedangkan Ica di kursi belakang.
"Toko buku yang dimana nih" tanya Lika
"Di Gramedia aja ka" jawab Lula
Lika pun mengangguk dan menjalankan mobilnya ke arah Gramedia. Di dalam mobil, mereka sudah mulai saling mengobrol. Tidak ada rasa canggung diantara ketiganya, mereka pun baru tau kalau Lika juga kelas 11 sama dengan Lula dan Ica namun sekolahnya yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomansaHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...