45🍁 Abang

806 26 0
                                    

Hari ini Lula ingin menemui Brian di kantornya, ia ingin menjelaskan kesalah pahaman yang tercipta. Brian salah telah menganggap Lula wanita yang seperti ia pikirkan, dan ia ingin menjelaskan tentang hubungannya dengan zero dahulu.

"Maaf, apa saya boleh bertemu dengan tuan Brian" tanya Lula pada resepsionis

"Apa sudah ada janji" tanya Lula

"Belum tapi saya CEO Mikhael ingin membicarakan hal yang penting dengannya terkait kerja sama kami" alibi Lula

"Baiklah saya akan menghubungi sekretaris pak Brian dulu" Lula pun mengangguk, saat resepsionis itu menghubungi sekretaris Brian, ternyata tidak ada jawaban dari sang sekretaris jadilah Lula langsung di persilahkan menaiki lantai tempat Brian

Lula pun mengikuti ingatannya tentang dimana letak meja Brian sesuai arahan resepsionis tadi. Dan tibalah ia si salah satu ruangan yang tulisannya terdapat CEO. Sebelum ingin masuk Lula terlebih dahulu menengok ke belakang, ternyata meja sekretaris tak ada orang

Tok tok tok

"Masuk"

Lula pun membuka pintu itu dan apa yang ia lihat sungguh diluar ekspektasi. Ia melihat Brian yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan seorang wanita dengan pakaian terbukanya duduk di atas meja kerja Brian.

"Maaf, saya salah tempat permisi" ujar Lula dengan setetes air mata yang tanpa permisinya jatuh ke pipi Lula , ia berbalik

"Tunggu" ujar Brian membuat Lula menghentikan langkahnya di jarak yang begitu dekat dengan pintu keluar

"Kau silahkan keluar" ujar Brian pada wanita yang sedang ada di hadapannya itu dengan suara yang cukup pelan

Perempuan yang tadinya ada bersama Brian itu pun mengikuti ucapan Brian, ia keluar melewati Lula yang masih berdiri di tempatnya. Anehnya tatapan perempuan itu menyiratkan ia seolah minta maaf, Lula tak mengerti apa yang dimaksud perempuan itu.

"Sini" pinta Brian membuat Lula membalikkan badannya menatap Brian, tak lupa dengan air mata yang sudah ia hapus sejak perempuan itu keluar

"Ngapain ke sini" tanya Brian

"Nggak jadi, aku pamit dulu maaf ganggu waktunya" Lula yang tadinya berdiri di tempatnya membalikkan badannya berniat keluar.

Clek

Pintu terkunci secara otomatis, terpaksa Lula menghentikan langkahnya tepat di depan pintu. Ia kembali berbalik, ternyata Brian ada di hadapannya dengan jarak yang begitu dekat.  Entah kapan laki laki itu berjalan mendekatinya.

"Bu buka pintunya" pinta Lula menunduk gugup

"Ada apa ke sini" tanya Brian dengan posisi yang sama

"Ng nggak ada"

"Nggak mungkin"  balas Brian cepat 

"Cepat, gue mau meeting" ujar Brian

"Cuma berkunjung dan ternyata gue salah tempat, sorry sudah mengganggu waktunya, permisi" yakinlah bahwa sekarang Lula mencoba terlihat kuat, wanita itu bersusah payah menahan air mata yang kapan pun ia mengedipkan mata, akan terjun jatuh.

"Cemburu" tanya Brian menatap Lula dengan datar

"Nggak" jawab Lula mengalihkan tatapannya dari Brian

"Kalau ngomong sama orang tu, bisa kan natap matanya"

"Fine, gue ke sini cuma mau bilang kalau kesalah pahaman yang terjadi beberapa tahun lalu itu gue ngga tau apa apa, Zero nggak kasih tau gue apa pun dan tiba tiba aja dia ngomong kayak gitu, gue bersumpah kalau gue nggak ada hubungan dengan zero saat itu"

Hasse es zu LiebenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang