5🍁 Hari yang Sial

994 34 0
                                        

Lula pulang ke rumah dengan berantakan, baju yang sudah lusuh dan kotor, rambut yang acak acakan dan wajahnya yang membekas air mata kering. Di perjalanan banyak orang yang melihatnya, namun gadis itu hanya bisa tertunduk malu.

"Non kenapa" tanya bi Ros

"Nggak papa bi, aku ke atas dulu ya mau istirahat" pamitnya

Ros yang melihat majikannya kacau pun hanya bisa diam, ia tidak berani bertanya lagi. Mungkin Lula butuh waktu, jika perempuan itu tidak sanggup pasti ia akan menceritakannya pada Ros. Lagian, mereka sudah mulai dekat dan berteman.

Di kamarnya, Lula membersihkan dirinya. Ia menggosok rambutnya dengan kasar supaya cat itu menghilang, namun naasnya cat itu begitu susah untuk dihilangkan. Sudah hampir 2 jam ia di kamar mandi hanya untuk menghilangkan warna rambutnya namun hasilnya masih sama.

Argghh

Gadis itu frustasi, bagaimana kalau cat ini memang tidak bisa hilang. Apa yang akan ia lakukan untuk menutupi rambutnya itu. Karena lelah di kamar mandi lama lama, ia pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan ia akan memikirkannya nanti saja.

Setelah memakai pakaian santainya, Lula kembali memakai bedak gelap yang biasanya ia pakai untuk menutupi dirinya, wajah Lula pun ia beri bintik bintik hitam yang terlihat seperti tai lalat.

Lula kembali memikirkan bagaimana dengan rambutnya. Ia mencari di hpnya cara mengembalikan rambut yang sudah diwarnai, ia pun tertarik mencobanya. Dengan alat seadanya Lula mencoba nya namun hasilnya masih sama. Gadis itu frustasi, ia lelah mencobanya lagi.

Gadis itu pun mengganti pakaiannya, ia akan ke suatu tempat yang mungkin akan bisa menyelesaikan masalahnya ini. Lula turun ke lantai bawah, ia sudah memesan salah satu taxi online yang akan mengantarkannya ke tempat tujuannya.

Sekitar setengah jam ia berada di dalam taxi itu, dan akhirnya sampai juga di sebuah gedung pencakar langit. Gadis itu turun setelah membayarnya, ia masuk dengan sedikit membenarkan kaca mata besarnya.

Salon

Benar, tempat itu adalah tujuan Lula, ia sudah buntu untuk mengembalikan rambutnya seperti semula. Lula pun memasuki salon itu dengan semua tatapan yang menatapnya aneh, tapi ia tak mempedulikannya.

"Maaf ada yang bisa saya bantu" tanya salah satu karyawan tersebut dengan sopan

"Saya ingin mengembalikan warna rambut saya mbak, bisa kan" tanya Lula

"Saya akan mencobanya, silahkan duduk dulu kak"

Lula mengikuti arahan mbak itu, ia sangat berharap ini bisa berhasil.

"Maaf kak, rambutnya bisa di kembaliin tapi memakai waktu lama, bagaimana" tanya mbaknya

"Nggak papa mbak, asalkan rambut saya balik lagi dan hmm masalah biayanya akan saya bayar kok kak"

Mbaknya mengangguk dan mulai menjalankan pekerjaannya. Di sela sela salonnya, Lula membuka aplikasi sosial medianya mengisi kebosanannya. Saking bosannya, gadis itu hampir saja tertidur namun untungnya ia ditegur oleh mbaknya.

Sudah hampir 2 jama ia di sana, akhirnya hasilnya tidak sia sia. Rambutnya kembali seperti semula, dan ia sangat bersyukur sekali. Setelah dari tempat salon, gadis itu memutuskan untuk ke restoran karena perutnya sudah berbunyi dari tadi, mana sempat ia makan memikirkan rambutnya saja ia sudah tidak mood.

Kaki gadis itu menyusuri restoran seafood kesukaannya, ia duduk di salah satu kursi pojok menikmati hiruk piruk mall yang ramainya minta ampun.

"Maaf kak, ini pesanannya"

Lula mengucapkan terima kasih kemudian langsung menyantap makanannya dengan lahap. Gadis itu benar benar kelaparan, bahkan ia memesannya nggak tanggung tanggung.

Alhamdulillah

Perut kecilnya sudah menggembung, ia pun membayar makannya. Saat akan berjalan ke kasir, ia tak sengaja menabrak seorang laki laki yang tubuhnya lumayan besar dari tubuh kecilnya Lula. Saking besarnya, Lula terhunyang dan terjatuh ke belakang karena dorongan dari laki laki itu sangat kuat.

"Ma maaf om saya tidak sengaja" Lula bangkit dari jatuhnya dan menghampiri seseorang yang ia tabrak itu

"Kalau jalan yang becus, punya kaki dan mata itu digunain dengan benar" ketus laki laki itu

"Sekali lagi saya minta maaf om, saya tidak sengaja, maaf" ujar Lula merasa bersalah

Laki laki itu hanya meninggalkan Lula yang masih menunduk, gadis itu tak mampu melihat wajah laki laki itu, namun setelah laki laki itu pergi ia bisa melihat wajahnya walaupun samar, wajahnya begitu datar tanpa ekspresi.

Dengan langkah gontai nya, gadis itu kembali melanjutkan jalannya ke meja kasir untuk membayar makannya tadi. Setelah membayar nya ia pun berjalan jalan di sekitar mall itu, siapa tau ada yang bisa ia beli.

Wajah gadis itu berbinar ketika melihat gerai es krim, dengan langkah lebarnya ia ke tempat itu dan langsung memesan es krim kesukaannya. Selama ini ia tidak pernah diizinkan untuk keluar berjalan jalan seperti hari ini oleh papa dan mamanya.

"Terima kasih" balas gadis itu kemudian mengambil es krim nya dan membayarnya langsung

Dengan senangnya gadis itu memakan es krim nya sambil berjalan keluar dari gerai es krim tadi. Karena terlalu fokus dengan esnya ia tidak memperhatikan jalannya dengan benar.

Bruk

"Shit" umpat seseorang yang masih Lula dengar

"Ma maaf" Lula melihat ke arah orang yang ia tabrak itu, matanya membulat saat es krimnya mengenai jas formal milik laki laki yang tadinya ia tabrak di restoran. Rasanya ia ingin berlari dari sana dan tenggelam ke rawa rawa untuk menghindar dari laki laki yang ada di depannya itu.

"Kau lagi" pekik laki laki itu di hadapan Lula

"Maaf "

"Maaf mu tidak akan mengembalikan jas saya" maki laki laki itu

"Saya benar benar minta maaf om, saya janji akan mencuci jas om" ujar Lula merasa bersalah

"Tidak perlu" ketus laki laki itu kemudian meninggalkan Lula dengan wajah penuh rasa bersalah

Di dalam hatinya ia menggerutu sifat cerobohnya, ia sangat teledor mencari permasalahan dengan orang yang sama sebanyak 2 kali pula. Ia berdoa semoga tidak dipertemukan dengan laki laki itu lagi, jika bertemu lagi ia tidak tau dimana wajahnya akan ia letakkan.

Dengan mood yang hancur, ia pun memutuskan untuk pulang. Takutnya ia bertemu lagi dengan laki laki tadi, ia kapok untuk membuat masalah baru dengan orang itu.

Setibanya di rumah, ia melihat langit sudah gelap. Ternyata Lula sudah lama keluar rumah dan ia tidak menyadarinya. Saat akan mau masuk rumah tiba tiba bi Ros menghampirinya dan menanyai keadaanya apakah sudah baik, tentunya Lula membalas lebih buruk.

"Kenapa non" tanya bi Ros

"Aku sudah menabrak seseorang sudah 2 kali bik dan orangnya sama pula, sudahlah wajahnya mengerikan" dengusnya sambil melepaskan sepatu yang ia kenakan

"Ya sudah non pasti lelah, istirahat gih" ujar bi Ros

"Bibi memang perhatian, tau aja Lula lelah lahir dan batin" kekehnya pelan

"Non ada ada aja"

"Makan malamnya sudah siap bi" tanya Lula

"Sudah non"

Lula pun mengangguk dan pamit, ia akan istirahat dulu baru makan. Sungguh badannya sangat lelah hari ini, banyak kejadian yang menguras emosi dan kesabarannya, sudahlah di sekolah di mall pun sama. Memang hari ini adalah hari yang sial baginya.

Tubuh rapuh itu berbaring di kasur empuk, dengan helaan nafas tak henti berhembus dari mulutnya. Dengan badan telentang gadis itu menatap langit langit kamar, semoga setelah ia bangun ia melupakan semua kejadian tadi.

Gadis itu benar benar melupakan satu hal, yaitu ia melupakan suaminya. Bahkan ia tidak pernah bertanya bagaimana suaminya dan siapa dia. Lula melupakan hal penting itu.

Hasse es zu LiebenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang