Makan malam yang diadakan oleh keluarga Pramatya begitu mewahnya, semua keluar besar hadir di sana, tak lupa juga dengan sepupu sepupunya Lula. Sedang gadis yang bernama Lula itu hanya diam saja sejak sampai di sana.
Saat ini semuanya sibuk dengan hidangan masing masing, tak ada pembicaraan di tengah meja makan itu. Adab makan bagi mereka begitu penting, bahkan bunyi sendok dan garpu pun sangat jarang.
Setelah acara makan malam selesai, mereka semua beralih ke ruang keluarga. Ibu ibu sibuk merumpi, bapak bapak membicarakan bisnis masing masing, para gadis sedang mengobrol bersama, si kembar dan Brian juga anak yang seumuran dengan mereka sudah menjauh dari sana, mereka lebih memilih menonton televisi bersama. Bagian anak anak kecil juga bermain bersama di tengah tengah ruangan keluarga.
Walaupun Brian tau bisnis, namun saat ini ia tidak berminat dengan bisnis, biarlah waktu ini ia gunakan sebagaimana umurnya.
"La gimana rasanya nikah" tanya Patricia, salah satu sepupu Lula, mereka seumuran
"Biasa aja" jawab Lula seadanya
"Harusnya Lo bahagia la, dia kaya, tampan dan baik, terus apa lagi coba" ujar Mekarsari, yang juga sepupunya Lula tapi Mekarsari lebih tua darinya setahun
"Apa yang dia punya nggak bisa buat gue bahagia" ujar Lula
Mereka semua tau bagaimana Lula di keluarganya, untung saja sepupu perempuan Lula tidak ada yang membencinya, mereka juga ikut merasakan apa yang Lula rasakan. Pernah Patricia mengajak Lula ke luar negeri ikut bersamanya namun gadis itu menolaknya karena ia tidak mau merepotkan.
Dan masalah wajah aslinya, mereka tidak mengetahuinya karena Lula sejak beranjak dewasa sudah di paksa tidak menjadi dirinya. Ia seolah memiliki kepribadian ganda, berbeda di tempat berbeda. Namun sepupunya tidak ada yang mempermasalahkan nya, karena mereka tau posisi Lula.
Patricia memang sekolah di luar negeri, Jerman. Ia tinggal dengan orang tuanya dan kebetulan sekarang hari liburnya jadilah mereka berkunjung ke tempat kelahiran mereka.
Mekarsari pun sama, ia juga sekolah di luar negeri, Belanda. Gadis itu juga sama, ia menganggap Lula sebagai saudara kandungnya, mekar juga sering berhubungan dengan Lula sekedar menanyakan kabarnya.
Sebenarnya masih ada sepupu Lula yang lainnya namun hanya mereka yang bisa hadir, walaupun orang tua mereka hadir semuanya.
"Gue pamit mau ke kamar, kangen" pamit Lula yang diangguki oleh Mekarsari dan Patricia
"Oke, kalau capek tidur aja" ujar Mekarsari
"Kalian nggak mau ikut" tanya Lula yang dijawab gelengan oleh mereka
Lula beranjak dari duduknya, saat akan ke kamarnya ia melewati ruang tamu yang berisi dengan remaja laki laki yang sedang menonton bersama.
"Kemana la" tanya seseorang dari arah ruang tamu itu, kakinya berhenti dan menoleh ke asal suara, ternyata itu suara Leo, Abang kandung Mekarsari.
"Mau ke kamar kak, kangen dengan suasana kamar aja"
"Mau ikut nonton nggak" sekarang Revano yang bertanya
"Nggak, makasih" balas Lula kemudian kembali melanjutkan langkahnya
"Sabar, mungkin waktunya masih belum cukup" ujar Leo sambil menepuk pelan bahu sepupunya itu
Brian hanya melihat dan mendengat apa yang mereka lakukan tanpa bergerak sedikit pun.
Tok tok tok
"Siapa" tanya Revano
"Mana gue tau, buka gih" suruh Leo pada Revano
Revano mengikuti perintah itu, ia sudah sampai di depan pintu, setelah dibukanya ia shock dan tercengang sampai tak mampu berkata apa pun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...