"sore mom" sapa Brian bersamaan dengan Lula, mereka berjalan dengan mesranya, tangan Brian merangkul pinggang sang istri dengan prosesif, berbeda halnya dengan Lula yang sudah deg degan, walaupun Brian mengetahui kegugupan gadis itu namun tak ia hiraukan, malah ia santai sekali.
"Sore sayang, menantu mommy cantik sekali" balas Lidya setelah Lula dan Brian menyalami tangannya
"Makasih mom" balas Lula tersenyum hangat pada wanita paruh baya itu
"Daddy mana mom" tanya Brian
"Ada di ruang keluarga, yok ke sana" ketiganya pun berjalan beriringan menuju ruang keluarga
"Hai dad" sapa Brian dan Lula bersamaan kemudian menyalami tangan laki laki itu bergantian
"Wah menantuku ternyata" balas Rama dibalas senyum manis milik gadis itu
"Kau melupakan aku dad" sindir Brian
"Sengaja" ketus Rama memang maksudnya ingin mengabaikan laki laki itu
"Kau kejam sekali" dengus Brian
"Sini sayang duduk di samping Daddy" ajak Rama mengajak Lula duduk di sampingnya namun Brian menahan tangan gadis itu, tak membiarkannya duduk di samping daddynya sendiri.
Rama dan Lidya ingin rasanya menertawakan anaknya itu namun diurungkan karena mereka ingin melihat seberapa posesifnya sang anak.
"Dad jangan mengambil apa yang menjadi milikku" ujar Brian dingin membuat semua orang merinding kecuali Rama dan Lidya yang sudah terbiasa
"Hehehe, ingat anakku kau juga pernah mengambil perempuan ku" sindir Rama balik
"Dia mommy ku apa salahnya, kau saja yang terlalu posesif" balas Brian tak kalah dinginnya
"Apa bedanya dengan dirimu sekarang boy" sindir Rama
Brian mendengus mendengar sindiran daddynya, Rama memang pencemburu bahkan pada anaknya sendiri. Bahkan dengan teganya laki laki itu mengganggu Brian yang selalu ingin curhat dengan Lidya.
"Adek dimana mom" tanya Brian
"Ada di kamar mereka, capek pasti karena baru nyampe" jawab Lidya
"Kalian udah makan" tanya Lidya yang di jawab gelengan oleh anak dan menantunya itu
Karena kebetulan keluarga itu juga belum makan, Lidya mengajak anak dan menantunya itu untuk makan bersama. Lula dan Brian mengikuti sepasang paruh baya itu dari belakang.
"Jangan kaku" bisik Brian pelan
"Iy iya" jawab Lula tak kalah pelannya
Setelah mereka sampai di meja makan, semuanya duduk di tempat masing masing. Sebelum memulai acara makannya, Lidya menyuruh pembantu rumah tangganya memanggil si kembar untuk ikut makan bersama dengan mereka.
Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang, ana dan ava datang bersamaan. Saudara kembar itu tak kalah tampan dan cantiknya.
"Hai mom, dad, bang" sapa ava dan ana bersamaan kemudian duduk di kursi yang telah disediakan
"Hai juga sayang, nih kakak ipar kalian" balas Lidya kemudian memperkenalkan Lula sebagai kakak ipar mereka
"Oh hai kak" sapa ana sambil tersenyum hangat
"Ha hai juga" balas luka sedikit gugup
Lain halnya dengan ava yang terlihat aneh, mungkin dia merasa tidak menyangka kenapa gadis yang tidak bisa dikatakan cantik itu menikah dengan abangnya yang mendapat gelar sempurna Dimata orang orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
Storie d'amoreHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...
