Brian turun dengan gagahnya menapaki tangga satu persatu menuju lantai bawah. Mata elang milik laki laki itu menatap 3 orang yang kiranya menjadi tamunya itu. Langkah pasti nya membawa kaki itu menuju ke hadapan tamu tersebut.
"Ada apa pa" tanya Brian setelah menyalami tangan laki laki paruh baya itu berlanjut ia menyalami tangan istri dari laki laki itu
"Lula mana" sekarang wanita yang statusnya istri dari pria itu mulai bertanya
"Di kamar ma" jawab Brian kemudian duduk di hadapan sepasang paruh baya itu
"Bisa kamu panggilin bentar" tanya wanita paruh baya itu yang dijawab anggukan oleh Brian
Brian pun berdiri dari duduknya kemudian berjalan kembali menuju kamarnya. Setibanya di kamar ia melihat kalau Lula sedang melamun, terlihat dari gadis itu yang tak sadar kalau Brian ada di sana.
"Mama sama papa ada di bawah, Lo di suruh ke bawah"
"Ha" karena ia melamun dari tadi, makanya tidak fokus
"Mama sama papa ada di bawah, Lo di suruh ke bawah" jelas Brian sekali lagi
"Mama sama papa aku" tanya Lula
"Ya" jawab Brian kemudian kembali membalikkan badannya keluar dari kamar
Lula pun mengikuti Brian dari belakang sambil menatap punggung tegap laki laki yang menjadi suami sahnya itu. Sesampainya di lantai bawah, tepatnya di ruang tamu Lula menatap datar kedua orang tuanya itu, dan jangan lupakan kalau tata juga ada di sana.
"Ada apa" tanya Lula setelah menduduki tubuhnya di salah satu kursi yang ada di sana, tepatnya di samping Brian
"Mama to the point saja, apa yang kamu lakukan pada tata sampai pipinya merah gitu" tanya Amelia dengan suara yang sedikit meninggi
"Dasar pengadu" dengus Lula menyindir tata yang dibalas senyum kemenangan khas milik gadis itu
"Mama tanya sama kamu Lula" ucap Amelia
"Pasti kalian sudah dengar langsung dari perempuan iblis itu kan, terus ngapain tanya lagi, percuma juga gue jawab kalau kalian nggak akan percaya juga" jawab Lula santai
"Bisa nggak sih kamu bersikap baik sama tata, dia nggak salah apa apa. Kalau kamu memang benci sama papa dan mama, jangan bawa bawa tata di sana. Ia baru menemukan keluarganya, nggak kasihan kamu lihat dia yang selama ini hidup sendirian" tutur Amelia yang dibalas gelak tawa oleh Lula
"Gimana mau bersikap baik, kalian aja gini ke gue, pantas lah gue benci sama kalian" balas Lula setelah meredakan tawanya
"Bisa sopan kan" tanya Brian dingin pada Lula
Brian adalah tipe orang yang sama pada mommynya, jadi ia sangat membenci seseorang yang melawan pada orang tuanya, apalagi ibunya. Karena wanita itulah yang melahirkan dan merawatnya dari kecil tanpa pamrih.
"Aku akan bersikap sopan pada orang yang memang pantas untuk dihargai, bukan sampah kayak mereka"
Plak
Pipi Lula yang tadinya belum mereda, sekarang sudah di tambah lagi. Dengan sedikit ringisan yang keluar dari bibir gadis itu ia mencoba melihat ke arah Brian yang kelihatan begitu marahnya, terlihat dari mata laki laki itu yang memerah dan nafasnya yang memburu.
"Masalah sama kakak apa sih, aku bicara sama mereka bukan sama kakak , jadi tolong diam dan jangan ikut campur" ujar Lula mencoba menahan denyut pipinya dan dengan tatapan tak putus dari Brian
"Gue suami Lo kalau Lo lupa, dosa yang Lo buat itu bukan Lo yang nanggung tapi gue" balas Brian dengan nafas yang masih memburu
"Terserah, percuma jelasin kalau kalian memang nggak percaya juga, buang buang tenaga" ujar Lula kemudian bangkit dari duduknya berniat berjalan ke kamar namun terhenti oleh ucapan Brian "Berhenti di sana dan balik lagi ke tempat duduk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomansaHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...