Setelah pertengkaran yang cukup lama itu, Brian dan Lula terdiam di ruang tamu. Lula menyerah memaksa Brian untuk pulang, biarlah ia ikhlas apa pun yang laki laki itu inginkan, mau dia tidur di sini, mau makan atau Mia membakarnya sekali pun.
"Gue mau tidur" pamit Lula tanpa melihat ke arah Brian yang saat ini bermain game di hpnya
"Ya" jawab Brian kemudian tanpa mengalihkan pandangannya
Setelah Lula pergi ke kamarnya, wanita itu langsung ke kamar mandi membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ia istirahat menidurkan lelahnya. Setelah bersih bersih, ia keluar dari kamar mandi dan yang ia dapati adalah Brian yang duduk di atas ranjangnya dengan anteng sambil memainkan hpnya seperti tadinya.
"Lo ngapain" tanya Lula kesal
"Ikut tidur" jawab Brian tanpa dosa setelah meletakkan hpnya di atas nakas
"Kamar di sini banyak, Lo nggak harus tidur juga di kamar gue juga"
"Kalau gue inginnya di sini, mau apa" tantang Brian
"Fine, gue yang keluar" Lula menyerah, ia sangat lelah ditambah Brian yang membuat ulah
Saat akan tiba di pintu, ternyata pintu itu telah dikunci dan kuncinya tidak ada di sana. Lula menatap Brian yang juga menatapnya dengan senyum licik andalannya. Sekarang Lula paham apa yang terjadi, laki laki itu biang keroknya.
"Kak, aku mohon jangan kayak gini lagi, aku nggak bisa" ujar Lula lirih
"Apa yang nggak Lo bisa" tanya Brian dengan wajah datarnya
"Tujuan kakak menganggu aku apa, bukankah kakak sangat ingin lepas dari hubungan kita, terus kenapa kakak saat ini bersikap seolah olah kakak nggak mau melepas aku, kakak pikir aku Lula yang dulu lagi?, Nggak kak, aku nggak selemah dan sebodoh itu" ujar Lula dengan suara lirihnya
"Sekarang aku tanya apa mau kakak" tanya Lula tegas
"Lo" jawaban Brian membuat Lula menatap Brian tak percaya, apa laki laki itu sudah stres atau bagaimana
"Nggak bisa, aku mau pisah" tolak Lula
"Nggak akan ada kata pisah diantara kita, ingat itu" jelas Brian menatap Lula tajam
"Tapi aku mau pisah kak, please ngertiin aku" Lula sangat bersikeras lepas dari Brian, ia capek dipermainkan lagi
"Kenapa lo sangat ingin berpisah dari gue" tanya Brian dengan wajah tenangnya
"Aku nggak bisa lagi hidup sama kakak" jawab Lula pelan
"Kenapa" tanya Brian
"Aku nggak bisa hidup dengan orang yang nggak aku cintai dan juga mencintai ku" jawab Lula menatap mata elang itu
"Apa dulu kita butuh itu untuk hidup bersama" tanya Brian ikut membalas tatapan wanita itu
"Dulu emang bisa kak, tapi sekarang berbeda"
"Apa bedanya"
"Dulu aku belajar mencintai kakak dan aku pun mencintai kakak, seekarang cinta itu udah nggak ada lagi kak, maaf aku ingin lepas"
"Oh cinta, fine" balas Brian menganggukkan kepalanya ke bawah seolah ia paham
"Apa Lo masih cinta dengan keponakan gue, Zero" tanya Brian
"Bukan kak, dulu kakak salah paham" bantah Lula
"Lo munafik, Lo berlagak seolah olah Lo orang yang paling suci saat bersama gue, tapi dibelakang Lo lebih buruk wanita malam, gue emang yang pertama buat Lo, tapi gue nggak yakin apa gue masih yang ke dua buat Lo" Lula paham maksud Brian, ia menggeleng cepat, apa yang ada di pikiran Brian salah, ia masih sama
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...
