Sekarang Lula, Lika dan Ica sedang berada di kantin. Ketiganya memutuskan untuk ke kantin karena Lika memaksa keduanya untuk makan di kantin saja. Lula dan Ica pun kasihan dengan permohonan gadis itu, jadilah mereka mengiyakan dan mengikutinya.
"Mau makan apa" tanya Lika
"Samain sama kamu aja" jawab Ica kemudian diikuti oleh Lula
"Oke, tunggu ya"
Lika pun pergi ke salah satu penjual makanan kesukaannya. Sedangkan Ica dan Lula hanya mengobrol ringan menunggu Lika datang bersama makan siang mereka.
Di tengah obrolan mereka, dobrakan meja bergema memenuhi kantin. Dan ulah itu berasal dari Bianca dan teman temannya. Lula terkejut dengan suara keras itu, ia pun menatap Bianca yang berada di hadapannya.
"A ada apa" tanya Lula gugup kemudian berdiri dari duduknya
Byur
"Oops sorry" ujar indah setelah menyiram seragam Lula dengan tampang tak bersalahnya
"Apa apaan Lo" pekik Lika dari arah belakang Lula menghampiri Lula yang sedang mencoba membersihkan seragamnya yang kotor
"Yah pahlawan kesiangan dah datang, emang nggak kapok ya Lo" ujar Mela menatap Lika tajam
"Kalian bisa nggak sih berhenti bully sahabat gue, emangnya dia salah apa sama kalian" pekik Lika si hadapan Bianca dengan sorot mata tajamnya
"Masalahnya nggak bisa, bully dia tu ngerasa mendapatkan kebahagiaan lebih gitu" balas Bianca dengan santainya kemudian berlalu kembali pada meja mereka semula
"Udah ka aku nggak papa, aku ke toilet dulu ya, bersih bersih" Lula menenangkan emosi sahabatnya itu
Emosi Lika yang tadinya ingin meledak mencoba reda secara perlahan. Gadis itu menatap Lula yang memohon untuk menghentikan semuanya, padahal Lika hanya ingin membantu sahabatnya itu.
"Mau gue temani" tanya Lika
"Nggak usah" Lula menggeleng kemudian membalikkan badannya
Bruk
Gadis malang itu tersungkur ke lantai, yang kerasnya lumayan membuat lututnya memar. Lula melihat siapa yang membuatnya bisa terjatuh seperti itu. Setelah melihat siapa orang itu, Lula mengepalkan tangannya.
Orang itu adalah tata, dari tempatnya berdiri ia menampilkan smirk kemenangan. Dengan perlahan ia mendekati Lula dan berjongkok di hadapan Lula.
"Let's play the game" bisik Lika kemudian kembali berdiri dari jongkoknya
Lula hanya bisa menatap kepergian gadis itu, ia harus bisaa terlihat biasa biasa saja dan tidak boleh lemah.
"Lo nggak papa ta" tanya Lika yang sudah ada di samping Lula
"Nggak papa kok, cuma perih aja" jawab Lula tersenyum manis namun menyimpan perih yang tergores
Ica membantu Lula berdiri kemudian diikuti oleh Lika. Tanpa memikirkan hal lain, ketiga gadis itu berjalan keluar dari kantin. Makanan yang dipesan Lika pun tak dihiraukan, yang mereka pikirkan hanya Lula.
Setibanya di toilet, Lula menggosok baju nya yang kotor dengan air bersih yang mengalir. Walupun tidak mengembalikan seperti semula tapi lumayan bisa menghilangkan sedikit nodanya.
"Udah, atau Lo mau beli baju baru aja" tanya Lika
"Udah kok ka, ini aja" jawab Lula
"Kamu ke UKS aja ta" tanya Ica
"Nggak ca ke kelas aja, lagian sebentar lagi bel" jawab Lula
Lika dan Lula pun menurut, mereka berdua berjalan di samping Lula. Ketiganya menuju kelas dalam diam, mungkin kejadian tadi membuat mereka berfikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...
