Di tempat yang jauh dan dengan waktu yang berbeda, seorang wanita cantik sedang menatap salju yang turun dari langit. Wanita itu ikut tersenyum dengan keindahan yang ia lihat, melihat hal sederhana itu sudah bisa membuat hatinya sedikit senang.
"Apa kau bahagia tinggal di sini" tanya seseorang yang tiba tiba mendekati wanita itu dan duduk di sebelahnya
"Yah lumayan, terima kasih atas bantuanmu tuan Vergo" ujar wanita itu tersenyum tulus menatap laki laki yang umurnya tak bisa dikatakan muda itu
"Apa yang membuatmu ingin pergi" tanya Vergo menatap wanita itu yang masih fokus pada salju yang menjadi daya tariknya sejak tadi
"Mereka sudah tak butuh aku lagi, mungkin dengan aku pergi mereka akan jauh lebih baik dan bahagia tanpa ada sosok penghalang" jawabnya kembali menatap salju
"Panggil aku Daddy atau papa, itu lebih baik dari pada kau memanggilku tuan nak" ujar Vergo sambil terkekeh geli
"Ohhh baiklah dad, aku akan memanggil mu Daddy" balas wanita itu ikut terkekeh
"Dad akan memberikanmu nama panggilan juga, apa tidak papa" tanya Vergo membuat wanita itu kembali menatapnya
"Tidak papa dad, asalkan itu buat mu nyaman dan juga aku" jawabnya
"Aku akan memanggil mu syalu, apa bagus" tanya Vergo
"Ya itu sangat indah dan manis" balas wanita itu tersenyum tulus dan manis sehingga menambah aura kecantikan nya yang selama ini ia coba sembunyikan
"Dad akan kembali besok, karena pekerjaan dad tidak bisa ditinggalkan, apa kamu tidak apa apa di sini dengan orang orang dad" tanya Vergo hati hati takut menyinggung syalu
"Jangan merasa sungkan dad, harusnya aku yang bertanya seperti itu apa daddy tidak keberatan aku tinggal di sini dan memulai hidupku dengan yang baru"
"Daddy malah senang kau ada di sini, setidaknya Daddy memiliki mu saat kembali ke sini, tidak seperti biasanya yang hanya terasa hampa dan sepi" ucap Vergo membuat hati kecil syalu tersentuh
Wanita itu sangat menanti nanti kasih sayang yang seperti ini, dianggap keberadaannya. Bukan menjadi penghalang apalagi penghancur kebahagiaan orang lain.
"Aku sangat berterima kasih pada Tuhan yang telah menghadirkan mu untukku, menjadikan aku seperti orang yang memang keberadaannya dianggap nyata" ujar syalu
"Mungkin Tuhan tau kalau kita memang sama sama membutuhkan nak, aku janji akan membuatmu bahagia dan menganggapmu anak kandungku sendiri" janji Vergo pada Tuhan dan syalu
Kebahagiaan tak henti meremang di hatinya, ia sangat bersyukur dihadirkan sosok laki laki yang akan menjaganya dan tidak akan membuatnya bersedih , semoga saja itu benar.
"Udah dingin, yok makan" ajak Vergo
"Ya dad" jawab syalu
Keduanya berjalan berdampingan ke meja makan, kebetulan sekali kalau makanan sudah di siapkan. Syalu duduk di samping Vergo, ia membantu menyiapkan makanan ke piring Vergo. Setelah menyiapkan makanan untuk Vergo, syalu menyiapkannya untuk dirinya sendiri.
Mereka makan dalam diam, tak ada pembicaraan yang menghiasi keduanya karena mereka lebih memilih fokus pada makanan yang ada di hadapan mereka.
"Dad sudah selesai, mau mengobrol bersama" tawar Vergo
"Boleh" jawab syalu
Vergo tersenyum senang karena ajakannya di terima oleh syalu. Laki laki itu pun meminta pelayan yang ada di sana untuk membereskan sisa sisa makanan yang ada di meja makan tadinya. Ia tak lupa menyuruh salah satu dari mereka membawakan mereka minuman dan beberapa cemilan untuk di bawa ke ruang keluarga karena mereka akan mengobrol di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...