Ternyata kebaikan Brian memang hari itu saja, hari hari biasanya seperti semula. Apalagi beberapa hari ini Brian memang sibuk, baik di kantor maupun kampusnya, jadi mereka hanya bertemu di pagi hari karena malam Brian pulang, Lula tertidur, hanya pas bangun saja mereka bertemu, tanpa sapaan yang penting.
"Dengar dengar ada anak baru, kalian tau nggak berita itu" ujar Lika tiba tiba
"Nggak tau ka" jawab Ica menggeleng
"Sama, aku juga nggak tau" ujar Lula
Beberapa saat kemudian guru bahasa Indonesia mereka, pak Ujang masuk ke kelas namun tidak sendirian. Lula terkejut saat tau siapa gadis yang masuk bersama pak Ujang itu.
"Baiklah bapak mau memperkenalkan anggota baru kelas kalian, silahkan perkenalkan dirimu" pinta pak Ujang pada gadis itu
"Hai guys, perkenalkan nama gue Syalula Avarta Pramatya, dipanggil tata" ya gadis itu adalah kembarannya Lula, tata.
Semua mata tertuju pada gadis itu, senyum yang dipancarkannya begitu memabukkan para kaum Adam.
"Lo kok ada mirip miripnya sama si Marta" celetuk salah satu dari mereka
"Mungkin kebetulan, lagian gue nggak kenal dengan dia" ujar tata membuat Lula membulatkan matanya, ternyata tata bukan gadis lugu tapi gadis yang berbisa
"Mana mungkin tata yang begini Perfect nya disamain dengan Marta yang astagfirullah" celetuk yang lainnya
"Muji boleh tapi nggak harus rendahin orang juga, bisa kan" ucap Lika membungkam mulut pedas mereka semua
"Udah udah, tata kamu silahkan duduk di samping Abel" lerai pak Ujang
Tata pun menurutinya, ia duduk di samping Abel yang berada di barisan seberang dari Lula. Sejak berjalan ke kursinya tata tak henti menatap remeh pada Lula. Lula pun menyadarinya namun ia tak mempermasalahkannya, karena posisi Lula saat ini berbeda.
Jam pelajaran terus berlanjut, dan jam istirahat pub tiba. Like mengajak Lula dan Ica ke kantin namun keduanya menolak, takut kejadian sebelumnya terjadi lagi. Mereka kasihan dengan Lika yang menjadi korban akibat pembelaannya terhadap kedua gadis itu.
"Nggak papa, ayolah" ajak Lika
"Kita nggak mau kamu kenapa kenapa lagi ka, cukup kemaren kamu berantem sama Bianca" ujar Ica
"Gue nggak papa ca" balas Lika
"Gini aja, kita anterin kamu beli makanan tapi makannya di taman, gimana" usul Lula, Lika pun berfikir kalau itu bukan usulan yang buruk. Lika pun mengangguk dan mereka pun berjalan ke kantin sesuai kesepakatan nya.
Sesampainya di kantin, mereka disambut dengan antrian yang sangat panjang. Lika dengan sahabatnya mulai mengantri, sedangkan Ica dan Lula menunggu di salah satu kursi yang ada di sana.
Saat menunggu Lika yang sedang mengantri, tata tiba tiba saja melewati Lula dan menginjak kaki gadis itu dengan senyum penuh kemenangan. Sambil menahan rasa sakit di kakinya, Lula melirik siapa pelaku itu, saat mengetahui kalau tata yang melakukannya, Lula hanya meliriknya saja tanpa melakukan perlawanan.
"Udah, yok" Lika menghampiri Ica dan Lula
"Ayok" balas Ica kemudian berdiri dan diikuti oleh Lula
Ketiganya berjalan beriringan meninggalkan kantin. Di perjalanan menuju taman, Lula hanya diam saja tidak seperti biasanya yang selalu menjawab pertanyaan yang Lika maupun Ica layangkan, namun kali ini berbeda ia hanya bergumam saja.
Setibanya di taman, mereka memakan makanan masing-masing. Lula yang kebanyakan diam pun tak berselera makan, ia hanya mengaduk makanan itu tanpa berniat memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...