Brian mengendarai mobilnya membawa Lula dari sana. Di dalam mobil, Lula tak henti hentinya menyuruh Brian menghentikan mobilnya dan mengembalikannya ke panti. Lula mengkhawatirkan Linda yang tidak tau bagaimana kondisinya sekarang. Pasti Linda panik mencari keberadaan Lula yang tak tau kemana.
Sesampainya di rumah mereka Brian menarik kembali tangan Lula dan membawanya ke dalam kamar. Di sana, Brian menghempaskan tangan Lula dengan kasar.
"Diam, kalau Lo berani macam macam nggak cuma dia yang gue bunuh tapi ibu panti dan juga anak panti, tepat dihadapan Lo" ancam Brian membuat Lula yang berkutik sedikit pun, ia takut ancaman Brian tak main main padanya.
"Lo mau jadi jalang kan, kenapa nggak ke gue aja, gue bisa bayar Lo mahal sedangkan dia hanya bodyguard yang nggak bisa ngasih Lo apa apa" ujar Brian tanpa sadar ia telah menyinggung Lula
Laki laki itu berjalan mendekat ke arah Brian, otomatis Lula berjalan mundur.
Bruk
Lula terjatuh ke atas kasur akibat ia terlalu mundur tanpa memperhatikan apa yang ada di belakangnya. Perempuan itu berniat bangkit namun tertahan karena Brian lebih dulu menindihnya dan menahan kedua tangannya.
"Kita mulai dari mana" tanya Brian dengan tatapan menggodanya
"Minggir" ujar Lula
"Nggak usah nolak, gue bayar mahal kok" balas Brian membuat Lula kecewa pada perkataan laki laki itu yang teganya menganggap istrinya sendiri jalang
"Gue bilang minggir bangsat" pekik Lula dengan suara tingginya
Brian langsung membungkam mulut Lula dengan bibirnya. Laki laki itu melakukannya tanpa mengindahkan pemberontakan Lula. Brian terbuai dan tanpa sadar melepaskan tangannya dari genggaman tangan Lula.
Plak
"Minggir laki laki bajingan" ujar Lula lagi dengan suara masih meninggi
"Jangan pernah berkata kata kasar sama gue" geram Brian yang tak diindahkan oleh Lula, gadis itu malah semakin memberontak untuk di lepaskan
Brian pun bangkit, ia hanya sekedar mengancam Lula. Brian takut juga untuk kelepasan, dan keadaanya bertambah bahaya lagi. Laki laki itu duduk di tepi ranjang sambil melihat Lula yang juga ikutan bangkit.
Lula berjalan ke luar kamar tanpa menghiraukan Brian, yang penting ia bisa keluar dari tempat ini secepatnya. Berada berdua dengan Brian membuat emosi Lula naik.
"Kemana" tanya Brian
"Ke tempat yang nggak ada kakak" jawab Lula enteng
"Jangan pernah keluar dari rumah, kalau hal itu sampai terjadi, Lo akan liat gimana cara gue merobohkan panti itu tepat di hadapan Lo sendiri" ancam Brian
"Aku nggak takut" ucap Lula malah menerima tantangan yang Brian
"Coba aja" ujar Brian
Lula melanjutkan jalannya keluar dari kamar, ia tidak percaya kalau Brian akan melakukan itu. Pasti Brian hanya sekedar mengancamnya untuk tetap di sana.
Di tengah perjalanan nya ke pintu utama, tiba tiba saja pintu di ketok dari luar. Lula membuka pintu tersebut, di sana berdirilah seorang perempuan yang umurnya mungkin di atas Lula beberapa tahun, dia sangat cantik dan modis.
"Maaf kak, cari siapa" tanya Lula ramah
"Brian ada" tanya nya yang diangguki oleh Lula
"Bisa panggilin nggak"
"Oh boleh, tunggu bentar ya kak" Lula pun kembali berjalan ke kamar
"Takut" ejek Brian saat mendapati Lula yang berdiri di depan pintu yang kebetulan nggak ketutup itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomansaHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...