7🍁 CEO dan Mahasiswa

932 28 0
                                        

Karena pulang larut, Lula bangun kesiangan. Dengan tergesa gesa ia menyiapkan segala keperluan sekolahnya dan berlari ke lantai bawah menemui bi Ros.

"Bi" panggil Lula

"Iya non" jawab Ros yang baru masuk ke dalam dapur

"Bi tolongin Lula siapin bekal dong bi, Lula udah telat" pinta Lula

Ros pun menyiapkan bekal yang Lula maksud, dengan cepat ia mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Dengan langkah lebar dan sedikit berlari ia keluar dari rumah, saat akan membuka pintu, gadis itu menabrak seseorang dengan cukup keras.

Isshh

Lula meringis kemudian bangkit dari jatuhnya, ia tak memikirkan apa apa lagi selain ke sekolah. Ia pun mengucapkan maaf kemudian kembali berlari ke luar tanpa melihat siapa yang ia tabrak tadi.

Laki laki yang ditabrak itu pun masuk ke dalam rumah dengan kesal, apa apaan ia ditabrak oleh gadis aneh itu.

"Tuan sudah pulang joging" tanya Ros mendekati tuannya

"Dimana gadis itu" tanya Brian

"Nona sudah pergi ke sekolah tuan, dia kesiangan jadinya buru buru" jawab Ros

"Kapan"

"Baru saja tuan" Brian baru sadar kalau yang dimaksud Ros adalah perempuan yang menabrak nya tadi, apa istrinya itu seceroboh dan sekecil itu. Bahkan melihat wajahnya saja belum pernah, apalagi mengobrol dengannya.

Brian hanya tau kalau gadis itu masih sekolah kelas 11 SMA, namanya Lula. Ia tidak berniat mencari taunya lagi, karena hal itu tidak penting baginya.

"Saya akan ke kampus bi" ujar Brian

"Baik tuan, saya akan menyiapkan sarapan Anda" Ros pun berlalu meninggalkan Brian yang juga ke lantai atas, mungkin menyiapkan keperluan kampusnya.

Brian memang masih kuliah di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Ia menginjak semester yang sama dengan Elvano dan Revano, kakak kembarnya Lula. Bahkan mereka itu bersahabat di kampus, tidak hanya di masa kuliah saja namun sudah sejak SMP.

Setelah semua keperluannya siap, Brian pun turun untuk sarapan.

"Makasih bi" ucap Brian karena Ros sudah menyiapkan sarapannya

Ros pun mengangguk sopan kemudian izin kembali ke dapur membersihkan apa yang mesti ia bersihkan. Sepeninggalan Ros, Brian makan dengan tenang. Setelah sarapannya habis, laki laki itu pun keluar rumah menuju bagasi mengambil mobil Lamborghini abu abunya.

Mobil mewah itu keluar dari bagasi yang dikendarai oleh Brian, ia pun meninggalkan rumah menuju kampusnya. Di perjalanan kebetulan sekali tidak ada macet yang ditemuinya, jadilah jalannya begitu mulus.

Setibanya di parkiran kampus, laki laki itu langsung turun dengan gaya coolnya. Ia mendapati kalau sahabatnya pun baru sampai dengannya, kelima laki laki itu berjalan mendekat ke tengah.

"Gue kira Lo nggak ada jam kampus" ujar laki laki yang memakai kemeja namun kancingnya terbuka semua, menampakkan kaus putih polosnya

"Ho ohh Rangga benar, untuk apa belajar lagi kalau perusahaan nya meroket" timpal laki laki yang berdiri di samping Elvano, kakak kembarnya Lula

"Dia ingin juga kali menikmati masa mudanya, untuk apa uang banyak kalau nggak bahagia" ujar Revano, kakak kembarnya Lula

"Lo emang panutan Rev, bangga gue punya sahabat kayak Lo" ucap Rangga

Diantara semuanya memang Revano lah yang bijak, kalau Elvano dan Brian tentunya bijak juga namun mereka lebih dingin dari yang lainnya. Pertemanan mereka hanya dihangatkan oleh Rangga dan Yuda.

Hasse es zu LiebenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang