"Maaf nona, ada yang mencarimu di ruang tamu" ujar bi Ijah pada Lula yang saat ini sedang bersantai di kamarnya
"Siapa bi" tanya Lula kemudian turun dari ranjangnya dan berjalan mendekati ni Ijah
"Saya kurang tau nona, tapi gadis itu sangat mirip denganmu" Lula menatap bi Ijah diam, apakah dia ?
Tak mau menunggu lama, perempuan itu segera turun dari lantai kamarnya. Dari jauh Lula menatap sosok itu dan apa yang ia pikirkan ternyata sama, dia adalah kembaran Lula, tata.
"Ada apa" tanya Lula dingin
"Gue mau bicara bentar' ujar tata
"Duduklah" pinta Lula
Tata tak langsung bicara, begitupun Lula yang menunggu tata berbicara. Kediaman itu menciptakan suasana canggung yang sangat dalam diantara keduanya. Tata bukan gugup tapi ia mempersiapkan rangkain kata kata yang akan ia berikan pada Lula.
"Sebelumnya gue minta maaf la, semua yang gue lakuin ke Lo itu bukan kemauan gue la, gue di suruh om Vergo untuk mengacaukan keluarga Lo, kalau gue nggak mau maka nasib panti ada di tangan gue, gue nggak bisa apa apa la selain mengikutinya, dan gue juga bukan kembaran Lo, gue di operasi plastik atas perintah om Vergo" jelas tata menguak semuanya, tata bukan orang jahat, dia hanya orang baik yang dipaksa jahat atas ancaman kemanusiaan.
Lula terdiam mencerna semuanya, hidupnya dan keluarganya di permainkan oleh Vergo. Apa segitu bencinya bergo terhadap keluarganya?, Sampai sampai menipu orang lain dengan perasaan kasih sayang.
"Dan satu lagi, foto yang dikirim ke hp suami Lo itu, foto gue dengan teman gue, kebetulan wajah kita mirip jadi gue buat rencana mencarikan nama baik Lo, berniat memutuskan hubungan Lo dan suami Lo, gue mohon maafin gue la, Lo boleh hukum gue dengan apa pun tapi please maaf, gue terpaksa la" mohon nya dengan wajah bersalah, di tambah dengan tangisan tertahan tata, dia serius minta maaf karena tata emang bukan orang jahat.
"Gue masih mencerna semuanya ta" hanya itu yang bisa Lula ucapkan, ia masih shock dengan kebenarannya, permainan yang Vergo ciptakan sangat mulus, semua orang sudah tertipu akan sutrada dalam alur ini.
"Gue tau Lo masih belum bisa Nerima semuanya, gue akan tunggu maaf dari Lo la dan Lo nggak usaah khawatir, gue akan pergi dari rumah keluarga Lo dan kembali ke asal gue yang sebenarnya, dan untuk wajah gue yang mirip dengan Lo, gue akan ngembaliin wajah asli gue, karena menjadi orang lain dan berbeda dari kita itu menyakitkan la" ucap tata sambil menyeka air mata yang masih sempat turun di pipi mulusnya
"Lo nggak salah ta dan Lo juga nggak perlu minta maaf, gue pun akan ngelakuin hal yang sama jika gue berada di posisi Lo, makasih juga karena Lo gue bisa menjadi sekarang, menunjukkan siapa gue, bukan lagi gue yang dipaksa sembunyi dan menutup" balas Lula tersenyum karena bagaimanapun ia dulunya sangatlah hampa dan kosong, apalagi ia harus menutup siapa dirinya yang sebenarnya.
Walaupun semua ini atas perintah Vergo, Lula pun juga tak bisa apa apa. Karena Vergo juga sudah tak ada di dunia yang sama dengannya, membenci pun tak bisa apalagi menaruh dendam. Vergo juga hidup sebatang kara dan hartanya pun sudah ia berikan semuanya pada Lula.
"Makasih la, Lo orang baik" ujar tata sambil tersenyum setelah menghapus jejak air matanya
"Iya sama sama, gue harap Lo bisa jadi teman gue" ujar Lula
"Gue mau kok, makasih udah maafin gue dan jadiin gue teman Lo la, kalau bisa mainlah ke panti asuhan suara hati, siapa tau Lo butuh teman untuk cerita atau bermain" saran tata yang diangguki oleh Lula
"Baiklah, gue akan datang" jawab Lula membalas senyum tulus tata padanya
"Ya udah gue pamit ya la, gue harus pulang dan menyiapkan barang barang kemudian kembali lagi ke panti" pamitnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
عاطفيةHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...
