21🍁 Ruang BK

448 23 0
                                    

Plak

Plak

Plak

Tiga tamparan itu cukup membuat Lula meringis, tapi dia bahkan tidak membalasnya. Malah Lula tersenyum miring pada tata yang berambisi ingin melenyapkan nya. Melihat Lula yang masih bisa tersenyum membuat tata semakin menjadi jadi.

Bugh

Bugh

Bugh

Sekarang tiga tinjuan yang melayang pada perut Lula. Dan hal itu masih bisa gadis itu toleransi, terlihat dari Lula yang kembali diam bahkan tidak meringis sedikit pun. Mungkin ia meringis tadi karena ia terkejut diberi hadiah secara tiba tiba.

"Sekarang gue" ujar Lula menarik paksa rambut tata dan memegang nya kasar

"Lo akan jadi samsak kebencian gue" ujar Lula tersenyum miring

Plak

Plak

Plak

Bugh

Bugh

Bugh

Krek

Bugh

Krek

Krek

Bugh

Arrgghhh

Tata memekik kesakitan karena Lula membuat kakinya terkilir. Wajah gadis itu terlihat sangat buruk sekali bahkan jauh dari lebih buruk dari wajah Lula yang telah ia siksa tadi. Melihat ketersiksaan tata, Lula kembali menyiksanya dengan menarik paksa rambut tata dan menggenggamnya ke dalam bak air yang ada di salah satu toilet.

Sambil tersenyum bak orang psikopat Lula menenggelamkan kepala tata, tidak hanya sekali namun berkali kali. Karena sudah puas Lula pun melepaskannya dan membuatkan gadis itu menghirup oksigen.

"Udah bisa nafaskan" tanya Lula

"Lo gila, dasar psikopat anjing" tata tak terima di perlakukan seperti itu oleh Lula

"Jangan maki gue bangsat, Lo dikasih hati minta jantung. Niatnya gue mau berhenti tapi karena makian Lo, seperti nya gue berubah pikiran" ucap Lula dengan wajah seolah olah sedang berfikir

"Gue nggak mau" pekik tata

"Lo telat"

Lula pun kembali menarik paksa rambut tata kemudian menenggelamkan nya lagi. Bahkan lebih banyak dari yang tadi, sampai sampai tata lemas saat Lula melepaskan genggaman tangannya.

Melihat tata yang sudah lemah itu, Lula pun meninggalkan gadis yang merosot ke lantai toilet yang kotor itu. Dengan sengaja Lula berjalan menginjak tangan kanan tata yang ada di lantai saking senangnya.

"Sakit bangsat" pekik tata yang tak dihiraukan oleh Lula

Dengan anggunnya gadis itu mengelap darah yang sempat keluar dari bibirnya akibat tamparan yang tata berikan tadi. Ia mengelapnya tepat saat keluar dari toilet, di hadapan Bianca cs. Sambil tersenyum sinis dan penuh kemenangan Lula pun melanjutkan langkahnya meninggalkan tatapan aneh dari mereka.

Lula kembali ke kelasnya, karena sebentar lagi jam istirahat akan berakhir. Sempat terlintas di pikirannya Lula kalau nanti pasti ia akan kena masalah, mungkin BK atau bahkan lebih parahnya orang tua Lula. Gadis itu akan menunggu apa yang akan terjadi nantinya. Karena ia yakin itu pasti akan terjadi.

Saat jam pelajaran sedang berlangsung, tiba tiba salah satu guru meminta waktu. Semua mata menatap ke depan melihat apa yang akan terjadi, karena tiba riba saja guru BK masuk di kelas mereka.

Hasse es zu LiebenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang