Brian memeriksa hpnya, ternyata sang sekretaris sudah mengirimkan alamat yang dimaksud nya. Dengan kecepatan penuh laki kaki itu memacu mobilnya ke tempat itu. Tak membutuhkan waktu yang lama, Brian pun sampai di sana.
Dengan angkuhnya, laki laki itu turun dari mobilnya dan menatap beberapa karyawannya yang datang lebih dulu darinya.
"Ikut gue" ujarnya kemudian berjalan ke pintu masuk panti
"Maaf buk, saya ke sini membawa pimpinan saya, mau bertemu dengan anda" ujar salah satu pengawal Brian saat tiba di depan pintu
"Silahkan masuk" ujar wanita paruh baya itu mempersilahkan masuk, Brian dan beberapa pegawainya pun masuk ke dalam ruangan yang tak bisa dikatakan besar itu.
"Marta bantuin bunda ambil minum ya" ujar wanita paruh baya itu
Clek
Salah satu pintu yang ada di ruangan itu pun terbuka memperlihatkan seorang perempuan yang sepertinya Brian kenal. Saat akan menatap para tamu bunda, perempuan itu terkejut.
Situasi apa ini, kenapa laki laki itu ada di sini?
Apa yang dia lakukan di sini?
Kenapa banyak orang juga?Banyak fikiran yang berkecamuk di dalam kepala Lula, namun ia tepis sesaat. Bunda tiba tiba memanggilnya dan meminta tolong untuk di bawakan air.
Lula pun seketika tersadar, dan dengan cepat memutuskan kontak mata yang ia ciptakan bersama laki laki itu. Dan Brian pun tak kalah terkejut, perempuan yang ia cari tiba riba ada di sini.
"Maaf buk, saya ke sini cuma meminta agar ibuk dan anak anak yang lainnya segera meninggalkan tempat ini, kami sudah menyediakan tempat yang lengkap untuk panti ini, ibuk nggak perlu merasa kekurangan" ujar Brian membuka obrolannya, setelah melihat kepergian Lula
"Tapi kenapa harus di sini, kami sudah lama di sini dan semuanya baik baik saja" ujar Linda
"Sebelumnya saya minta maaf buk, tapi ini sudah keputusan kami dengan pemilik tanah ini, kami juga sudah bertanggung jawab dengan menyediakan tempat yang baru untuk panti" ucap Brian
"Panti ini tidak hanya sekedar tempat nak, di sini banyak cerita yang kamu nggak ketahui, saya mohon untuk tidak menggusurnya" mohon Linda pada Brian yang masih menampilkan wajah datarnya
"Maaf buk keputusan kami sudah bulat, jika ibu tidak meninggalkannya maka kami akan bertindak dengan paksa" ancam Brian tanpa menoleh pada Linda yang memohon itu
Brian memindahkannya bukan karena ia jahat, ia punya alasan yang tak mungkin ia sampaikan pada Linda. Mungkin setelah pindah, wanita itu akan tau maksud laki laki itu bersikeras memindahkan panti dan anak anak panti.
"Maaf, di minum dulu" suara itu tiba tiba memecah keheningan yang sesaat itu
Terlihatlah Lula dengan nampan di tangannya membawa beberapa gelas dan teko, tak lupa dengan sedikit cemilan. Dengan anggun, perempuan itu menyodorkan minuman pada tamu.
Dari sejak Lula berucap, perhatian Brian sudah terarah padanya. Ingin rasanya ia menarik paksa tubuh perempuan itu dan membawanya saat itu juga, namun ia menyingkirkan egonya untuk sebentar karena masalah ini sangat penting, menyangkut nyawa orang banyak.
"Makasih sayang" ujar Linda pada Lula yang dibalas anggukan okeh perempuan itu
"Sama sama Bun" jawab Lula kemudian ikut duduk di sebelah Linda, ia merasa tak enak meninggalkan Linda sendirian di hadapan tamu itu, apalagi tatapan Brian yang menyeramkan itu seolah ingin memakan Linda hidup hidup
"Bagaimana dengan tawaran kami buk" salah satu karyawan Brian membuka suara
"Maaf, kami tetap menolaknya" jawab Linda dengan tatapan tegasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasse es zu Lieben
RomanceHasse es zu Lieben adalah bahasa Jerman benci untuk mencintai "Apa aku anak kalian"tanya gadis itu dengan air mata setengah mengering "Bukan, karena kami tidak pernah memiliki seorang anak yang berani membantah perintah orang tuanya" ujar Alberto t...