BAB 2

17.5K 1.1K 35
                                    

Sebuah bangunan besar yang berada di pinggiran kota itu adalah tempat berkumpul bagi seluruh anggota dari Geng Hanker. Anggota yang terdiri dari kurang lebih dua ratus lima puluh orang tersebut sudah berdiri sejak lima tahun yang lalu.

Brigas merupakan leader dari generasi kedua setelah kakak sepupunya. Selama lima tahun itu pula geng Hanker sudah dikenal oleh banyak orang. Jika mendengar nama geng, bukankah yang di pikiran semua orang hanya tentang hal negatif? Nyatanya memang seperti itu.

Geng Hanker yang berisi para berandalan itu memang sering membuat warga sekitar mengeluh karna perbuatan mereka yang tak pernah ada habisnya membuat onar.

"Eyyo wattsap guys! Kembali lagi bersama Rayden disini." Sebuah benda pipih di tangan Rayden itu tengah menyiarkan siaran langsung lewat aplikasi Instagram. Dengan jumlah penonton lebih dari seribu itu tak henti berkomentar untuk memuji ketampanan Rayden.

Kaiven ikut bergabung bersama Rayden untuk memamerkan ketampanan yang keduanya miliki. "Hello, jangan lupa follow Instagram gue yah."

Melihat tingkah kedua sahabatnya membuat Brigas berdecak. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Tiba-tiba otaknya yang sedang kalut menangkap ingatan kejadian di kantin tadi siang. Seorang gadis yang tanpa rasa takut melawannya secara langsung di depan umum. Brigas akui bahwa keberanian yang di miliki gadis tersebut cukup besar.

Brigas menoleh ke arah Daniel yang tengah berbincang dengan Rigel. "Nil, udah dapet infonya?" Tanya Brigas.

Daniel menghampiri Brigas. "Udah, tapi gak banyak." Ucap Daniel seraya mengotak-atik ponselnya sebentar.

"Gak banyak? Maksud lo?" Tanya Brigas.

"Lo liat sendiri." Daniel menyerahkan ponselnya pada Brigas.

Brigas menatap layar ponsel itu dengan dahi yang bergenyit. "Ini doang?" Tatapannya kembali jatuh pada Daniel yang sudah duduk di sofa sampingnya.

"Mau gimana lagi Gas. Cuma itu yang bisa gue dapetin."

Tatapan Brigas kembali menatap layar ponsel yang menunjukkan sebuah latar belakang seorang gadis.

"Pindahan dari Malang? Terus tentang orang tua dan tempat tinggal dia?" Tanya Brigas yang masih menatap lekat layar ponsel.

Daniel menggeleng pelan. "Gue belum bisa lacak."

Hembusan nafas panjang keluar dari mulut Brigas.

"Gak penting banget lo nyari latar belakang tuh cewek." Ucapan Rigel membuat Brigas menoleh padanya.

"Gue cuma pemasaran sama cewek yang berani berhadapan sama gue." Jawab Brigas.

Rigel mengambil sebatang rokok dari meja lalu ia menyulutnya dengan api. "Lo tertarik?"

"Tertarik? Jangan asal ngomong."

Kaiven mengambil sebatang rokok milik Rigel, ia meminta Rigel untuk menyulutkan api pada rokok yang berada di mulutnya. Hembusan asap rokok kedua cowok itu memenuhi ruangan khusus pasukan inti geng Hanker.

"Jangan buat dia mencolok. Cewek kayak dia palingan buat ulah biar bisa deket sama kita." Ucap Kaiven tertuju pada Brigas.

"Gue gak tertarik sama dia." Ujar Brigas penuh penekanan.

Setelah mematikan siaran langsungnya. Rayden mendekat untuk berkumpul bersama keempat sahabatnya yang lain. "Lagi pada ngomongin cewek yang tadi di kantin yah?"

"Yoi." Sahut Kaiven.

"Lumayan Cantik dia Bro. Apalagi bodinya beuhh, lumayan kalo buat main-main doang mah."

HANKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang