Terlihat seorang pria paruh baya baru saja keluar dari mobilnya, ia membungkukkan badan ketika bertemu dengan rekannya beberapa kali. Ia terlebih dahulu memastikan bahwa seragamnya terlihat rapi dengan pin burung Garuda keemasan yang bertengger di dadanya.
Biru membuang permen karet dari mulutnya, tangannya meraih sebuah cup yang berisi ice coffe penuh cream yang tidak cocok dengan seleranya. Lalu, ia mulai berjalan ke arah pintu masuk kantor polisi. Perlahan Biru melirik pada pria yang sudah lama ia tunggu kedatangannya, pria tersebut berjalan ke arah yang sama dengannya.
"Satu, dua..." Hitung Biru saat jarak mereka sudah semakin dekat.
Brukk
"Ohh my god!" teriak Biru saat ice coffe yang ia bawa berhasil tumpah mengotori seragam pria paruh baya yang di tabraknya.
Beberapa orang yang berlalu lalang mulai memperhatikan kejadian di depan pintu masuk, beberapa orang juga mulai menghampiri berniat bertanya keadaan pria paruh baya tersebut.
"Pak Hendrik tidak apa-apa?" Tanya salah satu pria yang tengah memakai seragam coklat.
Biru melirik sekilas saat nama itu di sebut, lalu sudut bibirnya menyeringai. "Ya tuhan, maaf pak saya tidak bermaksud. Tadi saya buru-buru karna ada masalah."
Biru segera mengambil sapu tangan di sakunya, lalu ia mengusap sisi seragam Hendrik yang basah karna coffe yang tumpah. Hendrik menempis tangan Biru dengan raut wajah yang kesal, namun Biru kembali mengusap seragam Hendrik. Bahkan Biru merapikan kera Hendrik yang kusut, wajah Hendrik pun menerima usapan kasar dari sapu tangan yang sudah penuh dengan noda dari coffe.
"Kurang ajar!" Desis Hendrik seraya menempis tangan Biru dengan kasar.
Hendrik mulai memperhatikan sekitarnya, orang-orang mulai berdatangan. Ia segera mengeluarkan senyum canggung, dan menundukkan kepalanya. "Maaf atas kekacauan ini, kalian bisa kembali beraktivitas."
Orang-orang mulai membubarkan dirinya, menerobos kejadian untuk masuk ke dalam kantor polisi. Kini Biru berdiri di depan Hendrik dengan leluasa, wajah pria itu masih terlihat kesal.
"Pergi dari hadapan saya!" Usir Hendrik dengan nada suaranya yang tinggi.
"Maaf pak saya tidak bermaksud." Biru hendak mengusap kembali seragam Hendrik, namun gerakannya berhasil di tempis oleh Hendrik.
"Bocah kurang ajar, pergi dari sini! Saya tidak mau lihat wajah menyebalkan itu lagi."
Hendrik mendorong tubuh Biru agar pergi dari hadapannya, wajah Biru di buat memelas. Kemudian, Biru pergi dari hadapan Hendrik. Saat berbalik pergi, Biru bertemu dengan detektif Jeff yang baru saja datang. Keduanya saling bertatapan cukup lama, hingga Biru mengedipkan sebelah matanya untuk memberi isyarat.
Jeff dan Biru sempat melakukan tos saat mereka saling berpapasan, lalu saling pergi ke arah yang berlawanan untuk kembali menjalankan tugas. Jeff masuk ke dalam kantor polisi, ia melihat Hendrik yang tengah berkelut membersihkan seragamnya yang kotor. Langkah Jeff segera menyusul pria tersebut, lalu mengambil sapu tangan dari balik jaketnya.
"Butuh sapu tangan?" Jeff memberikan sapu tangan kepada Hendrik.
Namun, Hendrik menolak sapu tangan tersebut dengan kasar. "Tidak butuh sapu tangan kotor."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANKER
Short Story"𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐬𝐢, 𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭𝐮𝐢?" -𝓧𝓪𝓿𝓲𝓮𝓮𝓻𝓬𝓪𝓵 ••• Brigas Air Samudra, lelaki dengan paras tampan dan juga kedudukannya yang tinggi. Kebanyakan orang menghindari Brigas, berurusan...