BAB 23

10.1K 708 124
                                    

Terhitung sudah dua Minggu sejak kejadian Brigas menghajar anggotanya sendiri. Hal itu juga sempat menjadi tranding topik di SMA Gaptara. Nyatanya Brigas masih memiliki hati nurani untuk membela korban dari anggotanya. Beberapa murid berkata. "Mungkin Brigas udah tobat, dan sekarang mau kembali ke sifat aslinya kayak dulu lagi?"

"Iya gue lebih suka Brigas yang dulu, dia baik banget. Gak pernah kayak gini, lebih tepatnya semenjak jadi leader geng sih dia jadi berubah seratus persen."

Lalu beberapa murid menimpali dengan sebuah gosip yang cukup membuat gempar. "Brigas berubah kayak gini karna Biru, murid baru itu udah bikin Brigas perlahan berubah kayak dulu lagi. Gue yakin sih kalo Brigas berhasil kayak dulu lagi, bakal banyak murid yang berterima kasih sama Biru karna udah ngerubah Brigas kembali ke jalan yang bener."

Gosip yang simpang siur itu sudah di dengar oleh Brigas. Lelaki itu memilih diam dan tidak memberi tanggapan apapun. Ia membiarkan gosip itu menyebar terbawa angin hingga nantinya menghilang dengan sendirinya.

Para sahabatnya juga sering kali bertanya tentang hubungannya dengan Biru. Tentu saja brigas tidak bisa menjawab karna tidak ada hubungan yang spesial di antara dia dan Biru. Apalagi cintanya masih sepihak.

Jika seseorang bertanya, apakah Brigas benar-benar mencintai Biru? Maka Brigas akan menjawabnya dengan lantang. "Iya, gue suka sama Biru."

Lalu jika seseorang bertanya, apa pesona Biru yang membuatnya jatuh cinta? Maka Brigas akan menjawab. "Semua tentang Biru, bikin gue jatuh cinta tanpa cela."

Sungguh terdengar konyol bahwa Brigas menaruh hati kepada gadis itu. Ia belum lama mengenal Biru. Namun, tekadnya sungguh kuat untuk memantapkan hati kepada Biru. Mungkin karna pesona Biru yang tidak bisa di tolak oleh Brigas? Atau ada satu hal yang membuat Brigas menjatuhkan hatinya?

Kini Brigas sudah sampai di dalam mall yang dimaksud oleh Ratih. Langkahnya perlahan menjelajah hingga menemukan sebuah restoran ramen yang cukup terkenal di kalangan remaja. Tanpa pikir panjang Brigas langsung masuk ke tempat tersebut. Dari kejauhan ia sudah mendapati Ratih yang tengah melambaikan tangan ke padanya.

Ratih duduk di bangku bagian tengah yang bersebelahan dengan poster maskot ciri khas dari restoran tersebut. Ratih tidak sendirian. Ia duduk berhadapan dengan seorang gadis yang bisa di tebak oleh Brigas.

Setelah sampai di bangku tersebut. Brigas langsung duduk di kursi kosong bersebelahan dengan Ratih yang membuatnya langsung berhadapan dengan gadis yang sedari tadi menemani adiknya berkeliling mall.

"Udah beli buku yang lo maksud?" Tanya Brigas kepada sang adik.

"Udah dong, kak Biru juga kasih aku rekomendasi novel yang bagus. Aku baca dari sinopsisnya juga menarik banget. Selera novel kak Biru ternyata wow bangett!" Seru Ratih kegirangan.

Brigas menoleh kepada Biru. Tatapannya lurus mengarah kepada bola mata kecoklatan indah itu. "Lo beli juga?"

"Iya." Balas Biru dengan singkat lalu netranya kembali menatap layar ponselnya.

"Ehh kak Biru jadi di jemput temennya atau bareng kita aja?" Tanya Ratih.

Biru kembali menggangkat kepalanya. "Jadi kok, ini dia udah nunggu di depan." Jawab Biru seraya berdiri dari duduknya.

"Di jemput siapa?" Sela Brigas.

"Sakti, sekalian mau kerja kelompok di rumah Laura."

Brigas ikut berdiri dari duduknya. Lelaki itu mendekati Biru. "Bareng gue aja, suruh Sakti balik."

Biru menghembuskan nafasnya. Tanpa basa-basi ia mengambil tas lalu hendak pergi. Namun, Brigas lebih dulu mencekal pergelangan tangannya. "Bareng gue aja." Ulang Brigas.

HANKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang