BAB 6

11.5K 901 13
                                    

"Kayaknya lo di bohongin deh sama tuh cewek." Kaiven menepuk pundak Brigas membuatnya tersadar dari lamunan.

Brigas memperhatikan sekitar untuk mencari sosok Biru yang belum muncul di arena balap, sedangkan balapan akan di mulai beberapa menit lagi. "Kalo dia berani bohongin gue, bakal habis tuh cewek di tangan gue."

Daniel berjalan mendekat ke arah Brigas yang tengah duduk di atas motor seraya menyebat rokok. "Hadir atau gak, Biru tetep kalah sama lo."

Asap berhembus dari mulut Brigas, ia berdecak lalu membalas ucapan Daniel. "Maybe."

"Lo khawatir Gas? Yaelah, tentang rumor di tweet itu palingan akal-akalan dia doang." Sahut Raiden.

"Jangan gampang remehin orang kalo belum tau aslinya." Rigel ikut berbaur dengan perbincangan.

Mereka hanya diam setelah mendengar ucapan Rigel, karna bagaimana pun ucapan Rigel paling bijak dan tegas di antara anggota lainnya. Pembawaan cowok itu juga berwibawa, bahkan posisinya hampir setara dengan Brigas jika berada dalam pertempuran.

"Rokok?" Raiden menghampiri Rigel untuk menawarkan sebatang rokok. Namun, tawaran itu di tolak halus oleh Rigel.

Brigas membuang putung rokoknya yang masih tinggal setengah. Ia menoleh pada Daniel yang berdiri di sebelah motornya. "Hubungin Sendu." Pintanya.

Hal itu membuat Daniel langsung mengotak-atik ponsel untuk menghubungi Sendu segera. Namun, sebelum panggilan itu terhubung. Terdengar suara riuh dari arah masuk arena balap, semua orang menyambut kedatangan pembalap yang baru saja sampai. Deruman motor itu begitu nyaring hingga mengganggu pendengaran, asap dari kenalpotnya juga menyebar kemana-mana. Perlahan pengemudi tersebut menghentikan motornya di dekat anggota geng Hanker.

Penumpang di jok belakang motor itu turun. Seorang gadis dengan Hoodie hitam di padu celana jeans yang robek di bagian lututnya itu membuka helm membuat para anggota geng Hanker cukup tercenggang.

"Sendu..." Lirih Rigel yang maju selangkah lebih dekat melihat gadis di depannya.

Setelah keterkejutan mereka oleh Sendu, kemudian pengemudi itu turun dari motor dan membuka helmnya. Biru, malam ini gadis itu memakai celana jeans hitam di setelkan dengan kaos hitam oblong yang dibalut jaket kulit hitam dengan logo mahkota penuh darah di bagian punggungnya. Biru menyeringai saat semua anggota Hanker menatapnya tajam.

Sendu menunduk tak berani membalas tatapan para cowok di depannya. Ia meremas Hoodie yang di pinjamkan oleh Biru, Sendu merasakan aura yang mencekam, tiba-tiba badannya terasa panas dingin. Berhadapan dengan Brigas masih menjadi ketakutan terbesar untuknya.

"Sorry, udah buat kalian nunggu lama." Ujar Biru seraya berjalan mendekat ke arah Brigas.

Atmosfer yang begitu dingin tercipta dari tatapan Brigas untuk Biru. Gadis itu hanya bisa menahan sedikit rasa takut dalam dirinya. Bagaimana pun juga ia akan berhadapan dengan Brigas malam ini di arena balap.

"Tikus lo ikut juga ternyata." Ucap Brigas seraya menjatuhkan tatapannya pada Sendu yang masih berdiri di belakang Biru.

"Perlu lo ingat, dia bukan tikus karna dia temen gue." Biru menarik tangan Sendu untuk berdiri di sebelahnya.

Rigel terlihat berjalan maju. Namun, lengannya di cekal kuat oleh Brigas. "Diem." Ujarnya penuh penekanan.

Kini Rigel berdiri di samping Brigas. Tatapannya jatuh dengan sengit pada Sendu, walaupun gadis itu tidak membalas tatapannya sedikit pun, Rigel merasa bahwa gadis itu tengah ketakutan.

"Lo ngapain disini Sendu?!" Tanya Rigel.

Dengan ragu-ragu Sendu berusaha menatap mata kecoklatan milik Rigel yang terasa tajam untuknya. "Gue disini buat Biru." Jawab Sendu lirih.

HANKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang