BAB 21

9.1K 704 29
                                    

Ramainya jalan raya kota membuat perjalanan Biru dan Brigas sedikit terhambat. Terlebih keduanya merasa sangat awkard. Sejauh ini belum ada keinginan untuk membuka suara. Hiruk pikuk kota terlihat begitu pengap walaupun mengingat hari sudah menjelang malam. Kesabaran yang sangat tipis diantara pengguna jalan membuat suara klakson saling bersahutan.

Kini di simpang jalan Gading. Keduanya tertahan oleh lampu merah. Biru menghembuskan nafasnya jengah. Merasa bosan karna sedari tadi hanya diam seraya menahan segala pertanyaannya untuk Brigas. Mulai dari tujuan lelaki itu mengajaknya keluar. Hingga alasan kenapa Brigas tampak lesu, tidak bersemangat, dan tatapannya yang sendu sejak keduanya bertemu. Biru tidak dapat menemukan sosok Brigas yang tegas, berkharisma, keras kepala, dan juga sikapnya yang seperti bajingan.

Tiba-tiba seorang bocah perempuan tengah memakai kostum Doraemon menghampiri mereka. Kepala kostum yang dibiarkan terbuka membuat Biru bisa melihat wajah bocah perempuan tersebut. Rambut sebahu, bulu mata lentik, kulit coklat sawo, dan juga senyuman yang merekah indah.

Biru buru-buru merogoh sakunya untuk mengambil uang. Sialnya ia lupa jika tidak membawa uang sepeserpun. Ketika hendak mengadahkan tangannya. Brigas terlebih dahulu mengisi kaleng bocah itu dengan selembar uang berwarna Biru.

"Makasih Kak." Ujarnya bocah itu dengan senyum yang makin merekah.

Setelah kepergian bocah dengan kostum Doraemon itu. Akhirnya Brigas membuka suara. "Katanya di Gor kota lagi ada pasar malem, kesana yuk?"

Tanpa menimbang ajakan Brigas. Biru langsung menjawab. "Boleh, tapi lo yang traktir yah! Kan lo yang ngajak."

Brigas hanya menggangguk. Di balik helm full face hitamnya ia tersenyum tipis. Tak lama kemudian lampu lalu lintas berubah menjadi hijau membuat klakson kembali bersahutan agar barisan depan segera menjalankan kendaraannya.

Sesampainya di GOR kota. Brigas memarkirkan motornya di dekat Indomaret. Kebetulan tempat parkir yang disediakan di Gor telah penuh. Dan akhirnya ia memilih menitipkan motor tersebut kepada kenalannya.

Brigas berjalan menghampiri seorang laki-laki yang usianya tidak terlalu jauh darinya. Lelaki itu tampak sedang menjaga sebuah kereta mini yang tengah penuh dengan anak kecil dengan kisaran umur tiga sampai lima tahun.

"Bro, gue nitip motor yah." Ujar Brigas.

Laki-laki di hadapannya itu mengeulum senyum. "Yoii, kalo lo lama tinggal gue gadaiin tuh motor." Ujarnya di susul tawa renyah.

"Btw, cewek lo tuh?" Tanyanya Seraya melirik kepada Biru.

Brigas mendekat lalu berbisik. "Masih calon."

Biru hanya bisa diam walaupun mendengar percakapan kedua lelaki tersebut. Kemudian ia merasa bahwa tangannya ditarik oleh Brigas. Lelaki itu membawanya untuk masuk ke dalam Gor.

Suasana di dalam Gor begitu ramai. Macam-macam permainan tersedia disana. Bahkan banyak berjejer stan makanan yang siap untuk di nikmati oleh pengunjung. Pasar malam dominan diisi oleh orang tua yang tengah membawa anaknya untuk bermain, selebihnya beberapa pasang remaja yang tengah menghabiskan waktunya dengan penuh canda dan tawa.

Brigas menelisik sekitarnya. Hingga pandangannya berhenti pada wahana berbentuk Perahu tetapi dengan ujung yang terlihat seperti naga. Brigas menoleh kepada Biru yang berdiri di samping.

"Mau naik kora-kora?" Tanya Brigas.

Biru menoleh hingga tatapannya bertemu dengan Brigas. "Kora-kora? Baru juga sampe."

"Yah terus? Lo takut yah?"

"Gak!"

"Buktinya lo gak mau naik."

HANKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang