BAB 8

11.4K 891 14
                                    

Sejak bel istirahat berbunyi, Biru dan Sendu langsung bergegas pergi ke kantin. Mulai jam pelajaran ke lima tadi Biru sudah merengek pada Sendu karna kelaparan, hingga gadis itu tidak fokus dengan penjelasan dari guru fisika. Dan berakhirlah saat ini, keduanya tengah duduk di bangku kantin seraya memakan bakso dengan lahap. Namun, tiba-tiba Biru tampak berfikir dan menimang otaknya.

"Tapi gue kok heran yah?"

"Heran kenapa, Ru?" Tanya Sendu yang tengah mengunyah baksonya.

"Kenapa yah, setiap lo di bully. Gue gak pernah liat satu tikus lainnya?" Tanya Biru yang masih mengunyah makanan dalam mulutnya.

"Tikus yang mana maksud lo?"

"Tuh liat." Biru menunjuk pada bangku yang di tempati oleh Brigas, Daniel, Rigel, Kaiven, dan Raiden.

"Itu loh cowok yang lagi pake headband." Tunjuk Biru pada Rigel.

Setelah mengerti siapa yang di maksud Biru. Sendu langsung mengalihkan pandangan dari bangku sebrang, tiba-tiba ia merasa awkard. Dan gerak-gerik mencurigakan dari Sendu itu di sadari oleh Biru.

"Iya kan? Dia gak pernah ikut kalo lagi bully lo." Tanya Biru lagi.

"Umm iya, bisa di bilang dia itu gak sepenuhnya brengsek diantara mereka." Jawab Sendu.

Biru tersenyum miring saat atensinya kembali mengarah pada bangku anggota inti Hanker. Lebam kebiruan yang memenuhi wajah mereka sungguh membuat Biru puas melihatnya, apalagi saat Raiden kesusahan memakan makanannya karna sisi mulutnya yang robek. Namun, sialnya goresan luka di rahang dan juga lebam di sisi mata kanan Brigas membuat wajah tampan itu semakin berkharisma. Tiba-tiba saja manik mata tegas milik Brigas beradu pandang dengan manik mata Biru yang tampak kecoklatan. Keduanya saling mengunci tatapan untuk sekian detik, tatapan yang tak mengibaratkan apapun. Namun, mampu membuat Brigas merasakan sengatan listrik di dadanya.

"Ru, katanya laper. Baksonya dimakan sebelum dingin." Ucapan Sendu membuat Biru mengalihkan pandangannya dari Brigas.

Biru mengelus lehernya untuk menghilangkan rasa aneh yang tiba-tiba membuat bulu ditubuhnya berdiri, persis seperti berhadapan dengan makhluk halus. Sebelum melanjutkan makan, Biru menyempatkan untuk melirik Brigas yang ternyata masih saja menatapnya lekat tanpa teralihkan sedikit pun. Tanpa memusingkan hal itu lagi, Biru pun melanjutkan acara makannya.

Selang beberapa waktu kemudian, suara dentingan sendok dan mangkok yang begitu keras mampu membuat seluruh atensi penjuru kantin teralihkan pada bangku Brigas berada. Terlihat Brigas yang berdiri seraya mendentingkan sendok pada mangkok cukup lama sampai ia sadar bahwa dirinya sudah berhasil mengambil alih seluruh atensi kantin.

Tatapan sepenjuru kantin itu tak bertahan lama. Karna mereka tau betul akan mati jika berani menatap lebih lama pada bangku anggota inti Hanker berada. Terkecuali Biru, gadis itu menompang dagunya dan menatap Brigas untuk menunggu kelanjutan aksi lelaki itu.

Di tengah sunyinya suasana kantin, Brigas bersuara dengan lantang. "Buat semua orang yang lagi ada di kantin ini, kalian boleh makan sepuasnya. Kalian gak perlu bayar sepeserpun, karna Biru bakalan traktir kita semua!!"

Lantas pengumuman tersebut langsung mengundang suara riuh beberapa penghuni kantin yang heboh dengan pengumuman tersebut. Lain halnya dengan Biru yang langsung berdiri dan menghampiri bangku Brigas.

"Biru!" Teriak Sendu yang melihat langkah cepat Biru mendekati Brigas dengan penuh emosi dalam dirinya.

"Maksud lo apa brengsek?!" Biru mendorong bahu Brigas membuat lelaki itu mundur beberapa langkah dari bangkunya. Namun, Brigas hanya diam seraya tersenyum miring.

HANKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang