Biru melajukan motornya di tengah jalanan yang sepi dan senyap. Malam ini udara begitu dingin hingga rasanya menembus tulang. Jaket kulit yang digunakan oleh Biru pun rasanya masih belum mempan untuk menghalau rasa dingin. Pada jam setengah satu dini hari Biru mendapatkan sebuah telpon dari Sendu yang tengah meminta pertolongan.
Saat berbicara di telpon beberapa waktu yang lalu. Suara Sendu terdengar parau. Suaranya terbata-bata diiringi isakan. Lalu gadis itu terus menerus meminta tolong seraya menangis dengan sesegukan. Biru langsung bergegas menuju ke tempat yang telah dikirimkan oleh Sendu. Entah apa yang terjadi. Namun, Biru sangat yakin bahwa Sendu benar-benar membutuhkan pertolongan.
Dan di detik ini Biru baru menyadari bahwa sebuah motor yang tak asing tengah mengikutinya. Dua lelaki itu tidak membiarkannya keluar malam sendirian apalagi sedang marak banyaknya kekerasan hingga pembegalan. Handaru dan Sangkar terlihat dengan sabar mengikuti laju Biru yang berada di atas rata-rata.
Perasaan Biru sangat kacau saat mendengar suara Sendu tadi. Ia takut jika terjadi sesuatu pada gadis itu. Share lokasi yang di berikan oleh Sendu ternyata tidak jauh dari pemukimannya sendiri. Namun, anehnya itu adalah sebuah gereja. Padahal gadis itu penganut agam Islam. Entahlah, banyak pertanyaan yang menggangu Biru.
Biru mengurangi kecepetan motornya saat sampai di depan gereja. Suasana disana sangat sepi. Tidak terlihat seorang pun. Kemudian Biru memilih untuk menghubungi Sendu. Tak butuh waktu lama panggilan tersebut tersambung.
"Ru, Ru, gue ada di dalem post satpam. Gue denger suara motor lo." Ucap Sendu dengan suara pelan.
Tak ingin membuang waktu. Biru langsung memutuskan panggilan lalu turun dari motornya.
"Sendu ada dimana?" Handaru mencekal pergelangan tangan Biru.
"Katanya ada di dalem post satpam. Tapi kenapa sepi banget, gak ada lampu juga yang nyala." Ujar Biru seraya memperhatikan post satpam yang berada tepat di depan gereja.
"Gereja ini udah gak beroperasi lagi. Udah setahun yang lalu ditutup." Penjelasan dari Sangkar membuat keduanya menoleh.
Perasaan Biru semakin gusar. "Yang bener aja? Terus Sendu ngapain ada disini?"
Sangkar menggelengkan kepalanya. Ia juga heran kenapa seorang gadis datang ke gereja ini tengah malam. Apalagi gereja ini berada di pinggir jalan yang jarang dilewati oleh orang. Sisi kanan dan kirinya juga hanya terdapat ruko dan beberapa rumah tua yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya sejak lama.
Ditengah pertanyaan di kepala mereka. Tiba-tiba Handaru berlari masuk melewati pembatas gerbang. Melihat Handaru yang bergegas membuat Biru dan Sangkar ikut berlari masuk ke dalam. Mereka langsung menghampiri pos satpam yang sudah dipenuhi dengan beberapa tumbuhan menjalar.
Saat Handaru ingin membuka pintu pos satpam. Ternyata terkunci, lalu Biru memilih untuk mengetuk pintu tersebut dengan pelan. "Sendu, ini gue Biru. Tolong buka pintunya."
Tak membutuhkan waktu lama pintu tersebut terbuka. Memperlihatkan Sendu dengan tampilan yang kacau dan acak-acakan. Ia langsung memeluk Biru dengan erat. Rasanya sangat lega saat bertemu Biru dihadapannya.
"Ru, gue takut." Ujar Sendu dengan suaranya yang masih parau.
Biru mengelus punggung Sendu dengan lembut. "Tenang, sekarang ada gue disini. Kita pulang ke apart gue dulu yah?"
Dengan cepat Sendu menggangguk menerima tawaran Biru. "Iya, gue takut banget pulang ke rumah."
"Apa yang terjadi?" Handaru langsung memberi Sendu pertanyaan yang mungkin adalah kata kunci dari kejadian saat ini.
"Jangan di tanya dulu." Tegur Sangkar.
Dengan detak jantung yang masih belum stabil. Sendu mengangkat suara. "Ada orang misterius yang belakangan ini gangguin gue. Dan puncaknya hari ini. Kali ini bukan cuma ngedor pintu rumah, tapi dia udah masuk ke dalam rumah. Dia dobrak pintu kamar gue. Pas gue bangun, gue liat dia bawa semacam golok. Dia mau bunuh gue Ru! Untungnya gue lempar dia pake gelas yang ada di laci kamar. Gelas itu kena kepala dia mangkannya gue langsung lari dari rumah. Tadinya dia ngikutin gue sampe kesini, tapi gatau kenapa tiba-tiba udah gak ada." Jelas Sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANKER
Cerita Pendek"𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐬𝐢, 𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭𝐮𝐢?" -𝓧𝓪𝓿𝓲𝓮𝓮𝓻𝓬𝓪𝓵 ••• Brigas Air Samudra, lelaki dengan paras tampan dan juga kedudukannya yang tinggi. Kebanyakan orang menghindari Brigas, berurusan...