BAB 26

7.1K 579 216
                                    

Sendu berjalan mendekati bangku taman yang terletak di sebelah pancuran air yang sudah tidak berfungsi, lalu ia duduk disana seraya memegang sebuah kue di tangannya. Tatapannya turun untuk memandangi kue yang ia bawa. Senyumnya terukir untuk kesekian kalinya ketika membaca tulisan di atas kue tersebut, happy anniversary 2 tahun. Yah, ini adalah hari yang spesial untuk Sendu. Perayaan ke dua tahun hubungannya berjalan.

Terlalu gemas dengan bentuk kue tersebut membuat Sendu mencomot cream yang berceceran di tutupnya. Rasa manis dari Cream dengan rasa red velvet menyapa Indra perasanya. Ini adalah rasa kesukaan sang kekasih. Sendu kembali menutup kue tersebut sambil menunggu seseorang.

Kemudian atensi Sendu menangkap seorang lelaki yang sedang berlari kecil ke arahnya. Senyum Sendu kini makin melebar membalas senyuman lelaki tersebut. Saat lelaki itu sudah ada di hadapannya, Sendu menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.

"Ngapain lari sih? Kan jadi keringetan gini." Sendu mengusap keringat di dahi lelaki tersebut menggunakan tisu yang ia bawa.

"Kamunya nungguin aku, maaf aku kelamaan." Sesalnya seraya mencubit pipi Sendu dengan gemas.

Lagi-lagi Sendu hanya bisa tersenyum. "Selamat hari jadi kita yang ke dua tahun sebagai kekasih." Sendu membuka penutup kue, lantas ia menyodorkannya kepada Rigel.

Yah, kini Sendu tengah berhadapan dengan Rigel. Salah satu anggota inti Hanker yang selalu membuat masalah, semua rumor yang ditujukan kepada Sendu dan Rigel memang benar adanya. Namun, keduanya memilih untuk diam dan tetap merahasiakan hubungan yang sedang mereka jalani dua tahun belakangan ini.

Rigel tertawa kecil melihat kue yang sudah disiapkan oleh kekasihnya. "Kali ini di bantu siapa buat kuenya?"

"Kali ini di bantu sama Biru, dia udah tau hubungan kita. Lagian aku kan masih numpang di rumah dia." Jawab Sendu.

"Kamu sih aku tawarin buat beli apart malah gamau. Daripada kamu numpang terus sama Biru. Aku ini pacar kamu, sampe kapan mau ngerasa gak enak terus sama aku?"

"Heii, bukan gitu maksud aku. Aku suka tingal disana, karna aku ngerasa punya keluarga. Apalagi liat kelakuan kakak Biru yang setiap hari ada aja bikin aku ketawa."

Rigel menghela nafasnya. "Yaudah terserah kamu, aku mau makan kue ini aja." Ia menatap kue tersebut dengan penuh selera.

Kue itu sudah Sendu potong sebelumnya. Jadi Rigel bisa dengan mudah langsung memakannya. Satu suapan masuk ke mulut Rigel. Lelaki itu masih mencerna rasa dari kue yang ia makan.

"Gimana, enak gak?" Tanya Sendu penuh harap.

"Enak, soalnya kan kamu yang buat." Jawab Rigel dengan senyum lebar. Lalu ia mengoleskan cream pada hidung Sendu.

"Ihh Rigel!" Adu Sendu dengan wajah cemberut.

Bukannya berniat untuk membantu menghapus cream tersebut. Rigel malah tertawa terbahak-bahak melihat wajah Sendu. "Lucu kamu kalo gitu."

Canda dan tawa menggintari sepasang kekasih tersebut. Momen seperti ini bisa di bilang cukup langkah untuk keduanya yang menjalani backstreet. Hanya di hari-hari tertentu mereka bisa bertemu, itu pula dengan waktu yang singkat. Hari ini Rigel kembali memberikan cuti kerja kepada Sendu, katanya karna ia ingin menghabiskan waktu sedikit lama.

Terkadang Sendu bertanya-tanya dalam dirinya tentang sikap Rigel. Lelaki itu masih abu-abu, tidak punya pendirian untuk dirinya sendiri. Di sisi lain, sikap Rigel juga terkesan acuh tak acuh kepada orang lain. Pernah sesekali Sendu bertanya. "Kamu kenapa jadi cerewet gini kalo sama aku? Biasanya kebanyakan diem aja."

Lantas Rigel menjawab pertanyaan Sendu pada saat itu juga. "Karna kalo sama kamu, aku gak perlu jadi orang lain. Aku suka kalo banyak-banyak cerita sama kamu. Karna biasanya aku cuma kebanyakan diem, jadi banyak hal yang aku pendam, lucunya malah aku tumpahin semuanya ke kamu." Kurang lebih seperti itu jawaban Rigel.

HANKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang