"Astaga Aleee!!!"
Lia berteriak dari dalam kamar.
Mereka baru selesai sarapan pagi ini. Jeno dan Haechan masih di meja makan, Kalila sedang mencuci piring. Dan tadi Lia membawa Ale ke kamarnya.
Tentu saja semuanya langsung menghampiri kamar Ale, "Kenapa, Li?!"
"Ale, Jen.."
"Ale kenapa?"
"Ale muntah-muntah."
Jeno langsung mengecek Ale dan badan gadis kecil itu sangat panas.
"Kenapa tiba-tiba kaya gini?"
"Gue gak tau. Gue mau gantiin dia baju terus Ale tiba-tiba muntah."
"Mending sekarang kita bawa Ale ke rumah sakit langsung." Haechan mengusulkan yang langsung di angguki Jeno.
Kalila dan Lia mengikuti mereka masuk ke mobil.
Sesampainya di rumah sakit. Ale terus menangis histeris apalagi saat di periksa oleh dokter.
Lia terlihat khawatir, yang lain pun tak kalah khawatirnya.
"Gimana dok?" Tanya Jeno setelah dokter itu selesai memeriksanya.
"Sepertinya, anak Bapak keracunan makanan."
"A-apa? Keracunan makanan?" Lia terkejut, "Tapi kenapa bisa? Tadi pagi siapa yang ngasih makan Ale?"
"G-gue, kak."
"Lo ngasih makanan apa buat Ale?!"
"Gue ngasih dia makanan yang biasa dia makan kok kak."
"Dok keracunan makanan biasanya disebabkan oleh apa?"
"Biasanya, dari makanan yang sudah kadaluarsa, ikan mentah, susu segar yang belum di pasteurisasi dan makanan yang kurang bersih."
Lidah Lia kelu, "Jangan bilang lo ngasih makanan yang kadaluarsa buat Ale?!"
"Ng-nggak kak. Gue selalu cek tanggal kadaluarsanya kok."
"Terus apa?!"
Kalila menggigit bibir bawahnya, "Gue juga gak tau kak-"
"Lo sengaja kan?! Lo mau celakain anak gue?!"
Mereka kini sudah menjadi pusat perhatian.
"Nggak kak! Kenapa juga gue harus ngelakuin itu ke Ale."
"Jangan banyak alesan!!"
"Li, tenang dulu." Jeno merangkul Lia, "Kalila gak mungkin sengaja."
"Kalo gak sengaja terus apa Jen?"
"Pasti ada yang salah. Yang penting sekarang Ale udah diobatin."
Tiba-tiba gadis kecil itu menangis semakin kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Your Home (✓)
Lãng mạnApa arti rumah yang sebenarnya? Jeno tidak tahu. Dulu Jeno mempunyai 'rumah' yang begitu hangat yang hanya diisi oleh kebahagiaan dan tawa. Namun rumah itu hilang dalam sekejap. Menghancurkan hatinya bahkan dunianya kini tidak seindah dulu. Jeno keh...