[9] Kantor Polisi

1K 198 11
                                    

"Kak gue berangkat dulu ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak gue berangkat dulu ya?"

Kalila pamit pada Lia yang sedang menyuapi Alea di ruang tengah.

"Serius bisa sendiri? Kalo mau gue bisa bangunin paksa Jeno atau Haechan."

"Gak usah, kak. Gue bisa sendiri, gue juga harus tau gimana itu Seoul biar gak perlu tanya-tanya lagi."

"Oke deh. Hati-hati yaa. Kabarin gue- eh lo kan gak punya hp ya?"

"Udah kak gak usah khawatir. Gue pasti balik cepet dengan selamat."

Lia mengangguk sambil tersenyum. Membuat matanya melengkung membentuk bulan sabit, sesuatu yang selalu membuat Kalila jatuh cinta padanya.

"Aleee, Lala pergi dulu ya? Kamu suka kangen mama kan? Hari ini kamu bakal liat mama kamu sepuasnya."

"Lala! Dadada."

Setelah mencium Alea, Kalila pun pergi.

Baru saja keluar dari rumahnya, Kalila dikejutkan oleh kehadiran Jeno yang sudah berdiri menyandar pada mobilnya.

Gak mungkin dia mau nganterin gue, palingan lagi mau pergi.

Kalila memilih untuk berlalu mengabaikan Jeno.

"Masuk." Ujar Jeno membuat langkah Kalila terhenti. Kalila menoleh kemudian menatapnya heran, "Gue?"

"Menurut lo sekarang ada orang lagi gak selain lo?"

"Kenapa gue harus masuk mobil lo?"

"Gak usah banyak tanya. Cepet masuk." Ketus Jeno kemudian ia lebih dulu masuk ke mobil.

Kalila masih berusaha memahami situasinya, cowok ini benar-benar tidak bisa di tebak. Kenapa juga ia mau mengantar Kalila?

Suara klakson membuat Kalila terkejut, "Cepet! Sebelum gue berubah pikiran." Jeno menjulurkan kepalanya dari jendela mobilnya.

Akhirnya Kalila terpaksa masuk, ia berniat membuka pintu belakang namun Jeno dengan cepat memerintah, "Di depan atau gak masuk sama sekali."

Kalila ingin sekali mendaratkan tinjunya di muka menyebalkannya itu. Namun ia harus bersabar, ia pun duduk di kursi depan.

"Kenapa tiba-tiba mau nganter gue?"

"Gue orangnya emang baik."

"Hah?"

"Gak gratis. Traktir gue makan pulangnya."

Kalila menatap Jeno dengan muka kesal, "Lo tau gak sih kalo lo tuh ngeselin?"

"Gue udah sering denger sih."

Kalila membuang muka, ia malas untuk berdebat dengan lelaki itu sejak pagi.

Sesampainya di sana, Kalila masuk sendiri. Tadinya Jeno ingin mengikuti, namun gadis itu menolaknya. Jadinya Jeno hanya bisa menunggu di luar.

Cuaca sangat terik hari ini. Jeno jadi mempunyai ide untuk meminta di belikan es serut pada Kalila nanti. Suasana hatinya juga sedang bagus, jadi makan es serut akan menyempurnakan segalanya.

Find Your Home (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang