Suatu waktu, di malam hari Jeno pernah memergoki Kalila sedang berada di luar rumah. Gadis itu sedang memberi makan seekor kucing.
"Ngapain lo disini?"
"Lo gak liat? Gue lagi ngasih kucing makan."
Tangan Kalila tidak berhenti mengelus-elus kepala si kucing, bibirnya tidak berhenti tersenyum dan matanya terlihat melembut.
Jeno ikut berjongkok, "Lo suka kucing?"
"Kenapa? Gue gak boleh suka kucing?!"
"Gak sesuai sama kelakuan lo."
"Sialan!"
Jeno tiba-tiba memangku kucing tersebut, "Dia pasti belum di steril." Ujarnya setelah memeriksa kucing itu.
"Tau darimana?"
"Gue bisa tau mana kucing yang udah di steril sama belum."
"Lo suka kucing juga?"
"Kenapa? Gak sesuai sama kelakuan gue?"
Kalila menggeleng, "Gak pantes aja. Lo tuh pantesnya suka sama monyet kalo nggak babi."
"Monyet!"
"Nah kan mirip tuh."
Jeno hanya berdecak.
Tidak lama setelah memegang kucing Jeno tiba-tiba saja bersin, ia terus mengerutkan hidungnya.
"Lo kenapa?"
"Gue alergi kucing."
"Apa? Lo alergi kucing tapi suka kucing? Otak lo waras?"
"Suka-suka gue dong."
Kalila berdecih, "Dasar cowok aneh."
Jeno mengedikkan bahunya.
"Lo mau bantuin gue?" Tanyanya tiba-tiba.
"Gak mau. Lo suka aneh-aneh."
"Tck! Nggak. Bantuin gue ngasih makanan buat kucing-kucing jalanan yang gak punya rumah. Terus nyari kucing jantan buat di steril."
"Emang kenapa sih harus di steril? Kan kasian."
"Semakin banyak kucing yang lahir, semakin banyak juga kucing yang mati karena gak keurus. Gak semua orang mau ngurus kucing, dan gak semua penampungan kucing bisa bawa semua kucing-kucing jalanan."
Kalila melirik Jeno tidak percaya, ternyata cowok ini punya sisi kaya gini juga ya?
"Mau gak? Malah bengong."
"Gue sih seneng aja. Tapi kenapa ngajaknya gue?"
"Gue males kalo sama Haechan, Lia gak suka kucing."
Jadinya sore ini setelah pulang kerja, Jeno langsung mengajak Kalila untuk melakukan hal yang Jeno janjikan.
Ale bersama Haechan. Setelah pertandingan selesai, lelaki itu mendapat libur satu minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Your Home (✓)
RomanceApa arti rumah yang sebenarnya? Jeno tidak tahu. Dulu Jeno mempunyai 'rumah' yang begitu hangat yang hanya diisi oleh kebahagiaan dan tawa. Namun rumah itu hilang dalam sekejap. Menghancurkan hatinya bahkan dunianya kini tidak seindah dulu. Jeno keh...