[48] Our Daily

1.1K 170 16
                                    

Jeno sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno sakit.

Dan Kalila tidak pernah menyangka jika Jeno akan semanja ini saat sedang sakit.

Kemarin Jeno pulang kerja lebih awal. Sore hari ia pulang dan langsung merebahkan dirinya di kamar.

Kalila khawatir tentu saja.

Namun pagi ini Kalila kembali meragukan apa Jeno benar-benar sakit atau tidak.

Jeno tidak demam, Kalila sudah memeriksa suhu tubuhnya semalam juga tadi pagi. Ia tidak flu, tidak batuk juga. Nafsu makannya juga baik, semalam Kalila menyuapinya dan Jeno menghabiskan 2 piring.

Kalila tidak yakin, apa Jeno benar-benar sakit atau hanya sedang malas bekerja saja. Tapi apapun itu, biarlah. Lagipula Jeno juga butuh istirahat. Akhir-akhir ini ia sering sekali pulang larut.

"Mau kemana?" Tanya Jeno saat Kalila hendak beranjak dari kasur.

"Bikin sarapan. Ini juga udah jam 10 Jeno masa gue di kasur terus."

Iya, Jeno tidak melepaskan pelukannya sedikitpun. Sehingga Kalila kesulitan untuk bangun. Kalila ingin membiarkan lelaki itu tidur lebih lama, tapi saat Kalila bergerak sedikitpun Jeno langsung mempererat lagi pelukannya. Seolah tidak mengizinkan Kalila untuk pergi, walau hanya ke dapur.

"Lo juga harus makan. Ya? Gue ke dapur dulu."

Jeno menggelengkan kepalanya, "Jangan kemana-mana. Jangan ngelakuin apapun. Disini aja temenin gue." Jeno menyimpan kepalanya di perut Kalila.

Kalila hanya bisa menghela nafas, "Oke, oke. Seenggaknya biarin gue duduk ya? Gue pegel tiduran terus."

"Disini duduknya."

"Iya disini."

Jeno kemudian melepaskan pelukannya sebentar. Membiarkan Kalila duduk, kemudian tak lama ia langsung menempatkan kepalanya di kaki Kalila dan memeluk pinggang gadis itu.

Astaga, benarkah ini Jeno? Kenapa ia begitu manja? Ia sudah seperti bayi. Bayi berbadan kekar.

"Lo beneran sakit?"

Jeno menengadahkan kepalanya kemudian mengerucutkan bibirnya, "Iya lah. Buat apa gue pura-pura sakit. Uhuk. Uhuk." Jawab Jeno dengan diakhiri batuk yang terdengar dibuat-buat.

Sebelah tangan Jeno kemudian terulur untuk membawa tangan Kalila ke kepalanya. Sebuah kode bahwa ia sedang ingin kepalanya diusap-usap.

Kalila tersenyum kecil kemudian menuruti mau Jeno, si bayi besar itu.

"Jen, lo emang suka semanja ini ya kalo lagi sakit?"

Benar juga. Sepertinya Jeno juga merasa tidak pernah seperti ini sebelumnya. Entahlah, hanya saja bagian dirinya yang lain seperti bangun begitu saja saat bersama Kalila. Jeno tidak pernah bermanja pada nenek meskipun nenek dan kakeknya memperlakukannya dengan sangat spesial.

Find Your Home (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang