"Kak ini beneran gak apa-apa ninggalin Ale sendirian sama 2 cowok gak berakhlak itu?" Tanya Kalila pada Lia.
Hari ini kebetulan sekali Lia, Jeno dan Haechan sudah pulang kerja di sore hari. Dan karena Lia merasa penat akhir-akhir ini, jadi ia mengajak Kalila untuk jalan berdua. Meninggalkan Ale dengan Jeno dan Haechan. Alea sendiri tidak pernah menangis, yah karena dibandingkan dengannya Ale selalu lebih senang apabila bersama Jeno.
"Gak usah dipikirin. Ale aman sama mereka."
Lia kemudian menarik tangan Kalila untuk masuk ke beberapa toko pakaian di sebuah mall. Kalila hanya mengikuti Lia. Ia tidak pernah belanja seperti ini. Namun Lia seperti menemukan kebahagiaannya. Senyumannya tidak pudar saat memilih-milih pakaian. Matanya begitu berbinar seolah sudah menemukan harta karun. Kalila ikut senang melihatnya.
"Lo juga milih, Kal. Gue yang bayar."
"Gak usah, kak. Baju-baju gue masih bagus."
"Tetep aja lo harus punya baju baru. Gak harus pilih baju yang kayak gue, pilih aja yang emang lo suka."
Kalila menatap Lia, "Tapi kak-"
"Ayolah. Hmm? Pleaseee. Gue maksa nih."
Karena Lia terus memohon akhirnya Kalila memilih satu baju kemeja berwarna gelap. Warna-warna terang seperti pink, biru, kuning benar-benar tidak cocok untuk Kalila.
Setelah puas berbelanja Lia membawa Kalila untuk masuk ke salon. Tadinya Kalila juga menolak saat Lia memintanya untuk melakukan perawatan rambut dengannya, namun bukan Lia namanya jika ia mudah menyerah.
Saat ini keduanya sedang duduk bersebelahan menunggu rambutnya kering.
"Gimana? Enak kan?"
Kalila mengedikkan bahunya, "Aneh. Padahal kalo cuma keramas gue juga udah biasa sendiri, kak."
"Ini tuh bukan soal keramas doang, Kal. Nanti rambut lo juga bakal dikasih vitamin biar sehat terus. Atau lo mau coba sesuatu yang lain?"
Dengan cepat Kalila menggeleng, "Gue gak mau yang aneh-aneh."
"Gak aneh, Kal. Lo percaya aja sama gue ya? Gue bakal bikin semua orang pangling sama lo."
"Gak usah, kak Lia."
Namun Lia mengabaikan Kalila dan malah berbicara dengan pelayan salon yang benar-benar tidak Kalila mengerti.
"Lo bilang apa tadi sama dia kak?"
Lia menutup mulutnya dan menggeleng, "Lo capek gak?"
Giliran Kalila yang menggeleng.
"Lo tidur aja ya. Biar nanti lo juga kaget."
"Gue gak ngantuk, kak." Ujarnya sambil menguap. Karena Lia berbicara soal tidur tiba-tiba rasa kantuk menghampiri Kalila. Seharian ini Alea tidak tidur jadi ia juga tidak bisa tidur siang. Tidak heran jika saat ini ia sedikit mengantuk apalagi setelah diajak berkeliling mall oleh Lia. Ditambah pijatan yang diberikan oleh pelayan salon membuat Kalila semakin masuk ke dalam mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Your Home (✓)
RomantizmApa arti rumah yang sebenarnya? Jeno tidak tahu. Dulu Jeno mempunyai 'rumah' yang begitu hangat yang hanya diisi oleh kebahagiaan dan tawa. Namun rumah itu hilang dalam sekejap. Menghancurkan hatinya bahkan dunianya kini tidak seindah dulu. Jeno keh...