Apa arti rumah yang sebenarnya?
Jeno tidak tahu.
Dulu Jeno mempunyai 'rumah' yang begitu hangat yang hanya diisi oleh kebahagiaan dan tawa.
Namun rumah itu hilang dalam sekejap. Menghancurkan hatinya bahkan dunianya kini tidak seindah dulu.
Jeno keh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ngapain lo jam segini kesini lagi?" Tanya Kalila heran karena Jeno datang ke rumah saat jam istirahat lagi, sama seperti kemarin.
"Bayar ganti rugi."
"Hah?"
"Katanya lo mau gue ajak jalan-jalan buat ganti rugi lo."
"Ya tapi kenapa sekarang?"
"Emang kenapa kalo sekarang?"
"Kalo cuma sejam doang gak akan kerasa dong."
"Siapa juga yang bilang sejam?"
"Lah lo kan istirahat cuma sejam?"
Jeno mengangguk, "Hari ini gue kerja setengah hari."
"Kenapa? Jangan-jangan karena gue? Astaga lo gak perlu sampe segitunya."
Jeno menatap Kalila dengan alis menyatu, "Jangan GR! Kerjaan gue emang udah beres. Udah buruan lo siap-siap. Biar Ale gue yang bajuin."
"Serius kita pergi sekarang?"
"Iya udah buruan!"
"Oke, oke. Tunggu ya!" Kalila terlihat bersemangat membuat kurva dibibir Jeno mengembang begitu saja.
"Ale, udah lama ya gak jalan sama Jeje? Hari ini Ale mau kemana, hmm?"
"Joo! Joo!" Alea berceloteh sambil tangannya yang menunjuk buku-buku hewan.
"Kebun binatang? Kamu mau kesana?"
"Yayaya!"
"Oke! Kalo itu mau kamu udah pasti Jeje turutin."
Setelah selesai bersiap. Mereka pun pergi ke kebun binatang sesuai permintaan Ale. Kalila tidak lupa membawa satu tas lumayan besar yang isinya beberapa kebutuhan Ale.
Begitu sampai di sana bukan hanya Ale yang terlihat bersemangat, Kalila juga tidak kalah bersemangat. Ale di gendong Kalila dan mereka berjalan di depan, sedangkan Jeno mengikuti mereka dari belakang dengan tas yang bertengger di pundaknya.
"Ale coba liat, mereka hewan apa namanya? Lala udah sering ngasih tau kamu nama-nama hewan kan?"
"Enyet!"
"Wahh Ale inget!" Kalila bertepuk tangan, "Coba liat lagi. Kalo di liat secara langsung mirip Jeje kan?"
Kalila dan Ale tertawa sedangkan Jeno melihat mereka dengan kesal.
Setelah itu mereka berkeliling, dan berhenti sejenak setiap mengunjungi hewan yang berbeda. Walaupun terlihat ketakutan tapi Ale bersenang-senang.
Karena melihat Kalila kelelahan, Jeno mengambil alih Ale untuk ia gendong.
"Sini tasnya biar gue bawa kalo gitu."
"Badan gue bagus tuh gunanya buat apa? Ya buat kaya gini."