Kalila termenung begitu ia tiba di depan rumah Lia. Tiba-tiba merasa begitu emosional. Ia gugup juga takut.
Tempat ini adalah rumah untuk Jun di Seoul.
Begitupun dengan Kalila.
Tapi ia masih tidak yakin apa ia masih boleh menginjakkan lagi kakinya disini?
Melihat itu, Jeno tersenyum menenangkan. Ia menggenggam kedua tangan Kalila, "Kenapa mukanya kaya gitu? Lo takut?" Suaranya begitu lembut saat berbicara pada Kalila.
Kalila tidak menjawab. Namun Jeno sudah tahu jawabannya dari matanya.
"Jangan takut. Yang seharusnya takut sekarang tuh, Lia. Bukan lo." Jeno menarik dagu Kalila agar menatapnya, "Kalaupun takut, kan ada gue. Okay?"
Kalila tersenyum tipis kemudian mengangguk.
Jeno menggenggam tangan Kalila dan masuk kesana bersama-sama.
Jisung menunggu di mobil.
"Jeno?" Lia langsung menangis begitu melihat Jeno, "Lo darimana aja? Lo gak tau gimana khawatirnya-" Ia tidak meneruskan kalimatnya begitu melihat Kalila di belakangnya, terlebih keduanya bergandengan tangan.
Lia langsung merubah ekspresinya. Ia memundurkan lagi langkahnya, "Lo? Masih berani kesini?"
Haechan merangkul Lia berusaha menenangkannya.
Namun gadis itu langsung menepisnya.
"Tenang dulu, Karelia. Kita ngomong sambil duduk."
Masih dengan tatapan penuh amarah, Lia menuruti kemauan Jeno.
Suasananya begitu menegangkan. Kalila bahkan tidak berani menatap Lia. Ia terus menunduk dan mempererat genggaman tangannya pada Jeno.
"Li, lo harus bicara sama Kalila. Atau kalian butuh waktu berdua buat ngomong?"
"Gue udah gak ada urusan apapun sama cewek itu!"
"Karelia." Jeno merendahkan suaranya, "Bukan itu yang mau gue denger dari lo."
"Terus apa? Lo mau gue tanyain langsung ke dia?"
"Jawab Kalila, kasih tau mereka kalo lo emang berniat nyelakain gue sama Ale. Lo marah kan karena kakak lo lebih milih gue daripada lo sama Ibu lo. Lo mau ngelampiasin kematian kakak lo ke gue dengan cara ngambil semua orang yang gue sayang! Ayo kasih tau semua niat busuk lo!"
"Karelia!"
Haechan dan Jeno serempak menghentikan Lia.
"Stop, Lia! Lo bukan anak kecil lagi, berhenti merengek dan akui kesalahan lo!"
"Lo sekarang belain cewek kampung itu?"
"Karelia!" Untuk pertama kalinya Jeno menaikkan suaranya pada Lia, ia bahkan berdiri karena kesabarannya sudah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Your Home (✓)
RomantikApa arti rumah yang sebenarnya? Jeno tidak tahu. Dulu Jeno mempunyai 'rumah' yang begitu hangat yang hanya diisi oleh kebahagiaan dan tawa. Namun rumah itu hilang dalam sekejap. Menghancurkan hatinya bahkan dunianya kini tidak seindah dulu. Jeno keh...