[36] Apa Sebenarnya Maksud Jeno?

915 161 20
                                    

Siang ini, pengadilan untuk menjatuhi hukuman Deon akhirnya di buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini, pengadilan untuk menjatuhi hukuman Deon akhirnya di buka. Setelah lelaki itu melakukan masa percobaan.

Jeno terpaksa harus mengajak Kalila karena gadis itu juga saksi dan juga korban.

Sebenarnya ia tidak mau mengajak Kalila, Jeno cemas Kalila akan ketakutan karena harus melihat lagi Deon. Tapi mau bagaimana lagi, ia membutuhkan Kalila sebagai salah satu korban kegilaan Papanya.

Pengadilan berjalan kurang lebih 1 jam. Dan puji Tuhan, akhirnya lelaki itu dijatuhi hukuman seumur hidup.

Kini Jeno dan Kalila sedang berada di mobil untuk pulang.

"Lo gak apa-apa?" Tanya Kalila.

"Gue? Kenapa gue harus apa-apa. Harusnya gue yang tanya lo gak apa-apa? Sorry ya gue harus minta lo jadi saksi."

Kalila mengangguk, "Lo gak sedih Papa lo di hukum seumur hidup bahkan bisa aja berubah jadi hukum mati?"

"Kenapa gue harus sedih? Tujuan terbesar hidup gue adalah musnahin cowok brengsek itu."

Kalila menatap Jeno begitu dalam dari samping, "Jen.. gimana rasanya pas lo kehilangan adik lo?"

".... Sakit, tentu aja. Apalagi gue belum pernah bilang kalo gue sesayang itu sama dia. Dulu yang gue kasih ke dia cuma omelan."

Benar, itu pula yang selalu Kalila rasakan. Ia belum sempat mengungkapkan betapa bersyukurnya ia mempunyai seorang kakak sepertinya. Dan Kalila menyesali itu, ia malah membencinya saat kakaknya itu berjuang untuk terus memberinya dan juga Ibu uang.

Jika di pikir-pikir lagi, sepertinya Kalila dan Jeno itu sama. Keduanya sama-sama kehilangan Ibu dan saudara satu-satunya. Keduanya juga mempunyai Ayah yang tidak biasa.

Dan lihatlah sekarang, meskipun hatinya mungkin masih terluka. Jeno masih hidup sampai sekarang, melalui hari-hari terberat itu sendirian.

"Gue juga pasti bisa kayak Jeno." Batinnya.

"Haru."

"Hng?"

"Gue pengen ngerayain hari ini, lo mau nemenin gue?"

"Kalo gitu ajak Haechan sama kak Lia sekalian."

"Itu bisa di rayain lagi nanti. Sekarang gue cuma mau sama lo."

"Hng?"

"Maksud gue, lo kan udah mau juga dijadiin saksi. Jadi gue mau traktir lo sebagai balesannya."

"Oke, deh."

Jeno diam-diam tersenyum.

Lelaki itu kemudian membawa Kalila untuk makan di sebuah restoran mewah.

Kalila dibuat takjub. Apalagi saat Jeno memesankan sushi dan juga steik yang sangat enak. Jujur, ini baru pertama kalinya Kalila makan makanan seenak ini.

Find Your Home (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang