Bab 24. Telat Kiriman

18 5 1
                                    

Sedikit atau banyak uang yang kita miliki. Kita harus me-manage-nya sebaik mungkin. Bagilah dalam 3 bagian; untuk keperluan saat ini, simpanan (tabungan), dan sedekah. Dengan begitu kita akan terarah, dan  tidak mudah mengeluarkan secara cuma-cuma. Sekaya apapun kita ditakdirkan ada saatnya kita itu butuh, baik dari simpanan atau keberkahan yang telah disedekahkan. Semua itu pasti kembali berlipat-lipat sesuai janji Allah.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

Saat Zalfa asik membaca platform favoritnya dan hanyut dalam dunia oren. Tiba-tiba muncul notifikasi chat masuk pada aplikasi berwarna hijau.

Ade Rafka
[Teh, bayaran bulan ini belum. Uang jajan juga abis.]

Aku
[Iya de, nanti teteh kasih.]

Sejak Zalfa lulus kuliah, ia sedikit sungkan. Malu sama orang tuanya kalau meminta uang, jadi ia akan menunggu saja sampai orangtua mereka menelepon terlebih dahulu untuk memberitahu bahwa mereka sudah mentransfer uang kirimannya.

Kebetulan uang bayaran untuk Rafka masih Zalfa simpan, dan masih ada sedikit sisa uang jajan dari jatah bulan kemarin.

"Mbak Zal, tadi ada bayaran mendadak untuk sumbangan dan infak. Karena Mbak gak ada di kamar jadi pakai uangku dulu," ucap salah satu penghuni kamar Zalfa.

"Oh iya terima kasih, berapa yang kamu kasihkan?"

"Segini..." ucap Naila sambil mengangkat tangan simbol nominal uangnya. Zalfa menganggukkan kepala dan tersenyum.

"Gapapa kan Mbak Zal?"

"Gapapa Nai, makasih ya udah di bayarin dulu. Nih uangnya," ucap Zalfa sambil menyodorkan uangnya.

"Iya Mbak, makasih juga."

***

Setelah Zalfa memberikan uang pada Rafka, ia sedikit berfikir apa dia seharusnya memberitahukan pada orangtuanya ya. Tapi fikiran itu sejenak ia abaikan. Ia harus sabar, yang penting kebutuhan adiknya sudah terpenuhi. Bayaran semua juga sudah tuntas. Dan masih ada jatah makan juga di sore hari meski jatah dari pondok sehari sekali, itu sudah lebih dari cukup menurut Zalfa. Setidaknya perutnya tidak akan merasakan kosong.

Ia membuka kembali dompetnya. Hanya tersisa uang bergambar tuanku Imam bonjol. Cukup buat sarapan sekali lagi, untuk hari esok. Alhamdulillah. Batin Zalfa.

Saat Zalfa makan, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Rafka.

Rafka is Calling...

"Assalamu'alaikum teh."

"Wa'alaikumussalam, kenapa?"

"Itu, uangnya pas buat bayaran aja. Ternyata ada bisyaroh tambahan, jadi cuma nyisa buat sarapan tadi pagi."

"Oh ya ya..."

"Teh, lo masih ada uang kan?"

"Hm... iya masih," jawab Zalfa, meski sebenarnya dia juga kehabisan. Tapi ia akan tetap berusaha selalu ada untuk adiknya.

"Iya sudah, nanti gue ke parkiran ya biasa."

"Iya tapi cuma 50K gapapa?"

"Iya gapapa teh. Nanti juga pasti mama transfer lagi kok."

"Iya."

"Assalamu'alaikum..."

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang