Bab 11. Happy Graduation

39 8 1
                                    

Tiada proses yang sia-sia, semua jerih payah akan bermuara sesuai dengan apa yang telah kita perjuangkan.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

Momen seumur hidup sekali, setiap mahasiswa pasti menantikan momen ini. Sebagai bukti perjuangannya setelah mengenyam bangku kuliah. Wisuda pada umumnya memang 4 tahun, namun tidak semuanya sama.

Setiap mahasiswa memiliki pencapaian yang berbeda-beda ada yang kurang dari 4 tahun ada yang lebih mahkan melebihi standar sekolah SD. Mahasiswa drop out itu jika melebihi batas semester yakni 14 semester, biasanya karena beberapa kendala, ada yang karena sering cuti, sudah sibuk dengan usahanya sendiri, sibuk organisasi, dan bahkan yang males-malesan, karena mahasiswa di semester tua itu semakin banyak rintangan dan pikiran juga, salah satunya juga faktor usia yang menjadi tolak ukur pencapaian kesuksesan kita yang dilihat oleh masyarakat.

Zalfa ialah salah satu mahasiswa yang wisudanya tepat waktu di semester 8 bahkan terbilang kurang dari 4 tahun, saat itu angkatan Zalfa hanya 5 mahasiswa yang mewakili wisuda dari teman sekelasnya.

Hari esok hari yang telah Zalfa nanti, dimana keluarganya akan mengunjunginya dan memakai toga kebanggaan. Namun siapa sangka jika wisuda yang ia bayangkan selama bertahun-tahun malah berbalut sendu.

"Zal, yuk kita siap-siap berangkat ke kosan. Keluarga datangnya nanti malam kan?" tanya Zidqo.

"Iya Zid..." kebetulan Zalfa wisuda bareng Zidqo teman pondoknya. Jadi saat membutuhkan keperluan apapun terkait wisuda selalu bersama-sama saling membantu satu sama lain. Zalfa satu-satunya yang wisuda terlebih dahulu dari teman kelas prodi IAT yang ada di pondoknya.

"Kita izin gak ya Zid?"

"Keknya kalo izin gak bakalan diizinin deh Zal."

"Iya sih, kalaupun tidak diizinin terus nanti rombongan keluarga mau nginep dimana? Kalau dipondok tidak mungkin kan masa tidur sama santri?"

"Makannya saran aku kita minggat," ucap Zidqo sedikit berbisik ke Zalfa. Zalfa langsung melebarkan matanya meminta penjelasan.

"Toh apa gunanya kita nyewa penginapan? Kan buat nyediain keluarga. Terus gimana nantinya kalo kita masih di pondok aja? Siapa yang akan menyambut mereka? Terus kita juga disana akan lebih nyaman saat di rias gak dirusuhin, gak diperhatiin sama teman-teman santri," cecar Zidqo.

"Hm iya sih. Ya udah..."

"Ya udah apa?"

"Minggat..." ucap Zalfa dengan polosnya.

"Serius kamu mau? Hahaha, udah terkontaminasi sama kenakalan gue nih Zalfa."

"Kan tadi menurut kamu alasan minggat cukup masuk akal demi kebaikan kita dan keluarga."

"Yups betul sekali. Ya udah kuy... bawaan kamu udah siap? Kalo perlengkapan wisuda, toga dan sebagainya udah aku bawa kemaren kesana sekalian survei."

"Iya sudah cuma ini."

"Sip, jadi kan kita tidak terlihat kalau mau minggat. Paling dikira cuma main aja."

Zidqo dan Zalfa berjalan dengan santai ke arah parkiran, sialnya mereka berpapasan dengan pengurus. Beruntung mereka hanya saling tatap-tatapan, dari pengurus agak sedikit curiga tapi Zalfa hanya memberikan senyumnya dan akhirnya di balas dengan senyuman. Tangan Zalfa ditarik oleh Zidqo memberikan kode agar cepat beranjak jangan sampai di introgasi.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang