Rasa khawatir pasti pernah dirasakan semua orang. Hanya saja sebagian orang bisa menutupinya, tergantung bagaimana ia menyikapi dengan rapi. Dan berpikir seanggun mungkin dengan memahami keadaan yang seharusnya ia perhatikan.
~ Seberkas Jejak Santri ~
Karya Serpihan Ilalang
==========♡♡♡♡♡==========
"Mbak Zal..." panggil Ziyah dengan raut muka khawatir.
"Iya ada apa Mbak Ziy?" Zalfa langsung mendekati Ziyah.
"Aduh, dompetku kok gak ada di tas."
"Coba cari dulu tenang, sambil duduk situ jangan panik. Biar ayamnya aku aja yang bayar duluan."
"Mbak Zal bawa uang banyak?"
"Ya gak banyak juga, insya Allah cukup. Ada uang tabungan juga yang baru tadi di bagiin," ucap Zalfa.
"Berapa Bu totalnya?"
"95.000 Mbak."
"Ini Bu..." ucap Zalfa sambil menyodorkan uang selembar berwarna merah dengan sopan.
"Iya Mbak, kembali lima ribu ya. Terima kasih Mbak."
"Iya Bu sama-sama."
"Sudah ketemu Mbak uangnya?" tanya salah satu pelayan yang sejak tadi memperhatikan kekhawatiran Ziyah.
"Belum Bu..."
"Coba balik lagi aja mbak, tadi kemana saja. Sambil lihat jalan takutnya jatuh." saran ibu-ibu itu.
"Baik bu. Makasih."
"Ini ternyata aku ada uang gajian lupa, padahalkan tadi bisa buat bayar ayamnya. Aku panik sih carinya dompet. Jadi gak keinget kalau di saku ada amplop."
"Ya sudah gapapa, lagian sudah aku bayar dulu. Dompetnya gimana?"
"Nggak ada, coba cari dulu gapapa mba Zal?"
"Gapapa, coba inget-inget tadi pas berangkat beneran bawa dompet apa nggak?"
Ziyah sedikit berpikir, mulai dari persiapan dia ke kampus. Terus berangkat ke SMP.
"Aku lupa Mbak... he"
"Coba telepon anak kamar, suruh liatin ada dompet gak di kamar atau ditempat biasa kamu naruh," ucap Zalfa sedikit memberi saran.
"Iya deh Mbak. Bentar..."
Ziyah memanggil Vega yang kebetulan dia ada dikamar sudah pulang kuliah.
"Assalamu'alaikum Ve..."
"Iya Mbak Ziy. Kenapa?"
"Tolong lihatin di laci paling atas buka aja. Di dalam ada dompet warna cokelat nggak?"
"Bentar Mbak, laci paling atas ya?"
"Iya..."
"Ada Mbak ini..."
"Alhamdulillah... makasih Ve."
"Kenapa sih Mbak?"
"Kirain aku ngilang, ternyata tertinggal. Dasar pelupa aku."
"Oh ya udah Mbak. Aku kunci lagi ya lacinya."
"Iya Ve, makasih ya. Assalamu'alaikum..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Jejak Santri (TAMAT)
General FictionZalfa, seorang santri putri sekaligus mahasiswi di salah satu Universitas Islam Negeri di Jawa Tengah. Ia yang begitu gigih dengan impiannya, bersama sahabat ia lalui bersama merangkai mimpi. Meski kendala, penghianatan, tuntutan, menjadi tirai men...