Selalu berperasangka baiklah, dengan begitu kau tak akan merasakan risau. Tetap hadapi senyuman serta ketulusan, karena Allah-lah yang menentukan.
~ Seberkas Jejak Santri ~
Karya Serpihan Ilalang
==========♡♡♡♡♡==========
Semester VII ialah akhir mata kuliah bagi setiap program studi, semester ini lah sudah sering di bilang semester tua. Mahasiswa semester tersebut sedang disibukkan dengan berbagai pengajuan judul skripsi. Perpustakaan lantai IV penuh dengan mahasiswa yang mencari referensi yang ada kaitannya dengan penelitian masing-masing jurusan.
Berbeda dengan angkatan Zalfa, mereka sebagai mahasiswa pertama di jurusannya. Harus ekstra mencari referensi ke berbagai Universitas diluaran sana, dan skripsi-skripsi dari internet dan berbagai jurnal.
Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora merupakan fakultas yang baru lahir tepatnya di tahun 2015 bertepatan dengan masuknya Zalfa sebagai mahasiswa baru. Maka dari itu, semua dosen berharap pada angkatan pertama itu mampu sebagai angkatan yang dibanggakan sebagai panutan untuk adik tingkat selanjutnya, dan memiliki daya tarik tersendiri bagi para calon-calon mahasiswa.
Angkatan Zalfa sering di sebut dengan "Assabiqunal Awwalun", dengan harapan mereka bisa menjadi angkatan pertama yang terkesan baik.
"Zal, udah dapet judul?" tanya Dini.
"Ada sih Din, tapi belum yakin. Masih butuh pertimbangan."
"Rencananya mau lapangan atau literasi?"
"Sudah ada gambaran sih mau literasi, hanya saja aku agak ragu sama judulku sendiri. Keknya jadi yang lapangan aja."
"Hm... ya bagus sih, kan jarang tuh angkatan kita yang ambil lapangan."
"Insya Allah, kalau kamu sendiri Din?"
"Aku ambil literasi, mau ke arah penafsiran aja deh kayaknya."
"Bagus deh, kalau udah fixed mah."
"Iya... kamu udah dapet referensinya Zal?"
"Sudah ada 2 sih lumayan, dari UIN Suka Yogyakarta. Masih kurang memenuhi standar minimal tinjauan pustaka. Mungkin kalau agak susah aku mau cari satu lagi sih."
"Ya mending sih Zal, aku belum ada yang pas tuh sama penelitianku. Paling udah nemu beberapa jurnal."
"Oh iya ya, semangat untuk kita. Insya Allah nanti jalannya dipermudah kok, yang penting kita ikhtiyar dan berdoa dulu."
"Yupz... betul."
"Hei, kalian lagi ngobrolin apa sih. Keknya asyik buanget deh," sambung Asna.
"Hehe... biasalah semester tua."
"Haha. Iya ya. Ke kantin kuy, jajan. Biar gak sepaneng mikir mulu. Lemesin otak dulu deh," ajak Asna.
"Hm.. boleh yuk."
Mereka ke kantin, dan sambil bercerita ngalor-ngidul seperti biasa Zalfa lebih sering jadi pendengar bagi teman-temannya, hanya mengangguk dan tersenyum sebagai tanggapan andalannya. Terkadang menurutnya lebih asyik menjadi pendengar dari pada jadi pembicara, yang ada malah jadi fokus perhatian kalau Zalfa ngomong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Jejak Santri (TAMAT)
General FictionZalfa, seorang santri putri sekaligus mahasiswi di salah satu Universitas Islam Negeri di Jawa Tengah. Ia yang begitu gigih dengan impiannya, bersama sahabat ia lalui bersama merangkai mimpi. Meski kendala, penghianatan, tuntutan, menjadi tirai men...