Kita itu perlu yang namanya liburan, karena hidup tak melulu dengan kesibukkan. Baik otak maupun fisik itu penting untuk merefreshkannya. Supaya kita tidak terjebak dalam kepenatan yang fana.
~ Seberkas Jejak Santri~
Karya Serpihan Ilalang
==========♡♡♡♡♡==========
"Nenek uyuuuut..." ucap Rafiq dan Rafifa secara bersamaan.
"Aduh si buyut-buyut nenek, udah besar-besar ya. Sini peluk uyut," tutur nenek.
"Nanti dulu Yut, Fifa salim dulu minta maaf. Kakak Lafiq juga dong," ucap Rafifa dengan cadelnya belum bisa bilang huruf R.
"Eh iya Nek Uyut, Rafiq minta maaf ya Yut," ucap Rafiq kemudian salim, diikuti oleh Rafifa.
"Fifa juga Yut..." lalu Rafiq dan Rafifa menghambur ke pelukan nenek uyut.
"Ke kakek uyut atuh minta maaf juga," ucap Viqoh.
"Eh iya..." keduanya berucap, kemudian Raafiq dan Rafifa melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan terhadap nenek uyut.
Semua keluarga besar kakek buyut telah usai maaf-maafan, kini mereka bertukar cerita, masing-masing bercengkrama dengan lawan bicaranya. Ada paman, bibi, uwa, dan sanak kerabat lainnya. Anak-anak bermain dipelataran rumah kakek.
"Ayo semuanya kumpul ke ruang makan," seru bibi.
Seluruh anggota keluarga berkumpul di ruang makan. Mereka hendak makan siang bersama, ada opor, sate, rendang, semua makanan khas lebaran tersaji di meja makan. Bagian masak ialah ibu-ibu. Zalfa dan cucu-cucu lainnya hanya tinggal menunggu makanan di sajikan.
Setelah mereka selesai makan, masing-masing keluarga mempersiapkan diri untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Lusa kita liburan ya ke Pangandaran, mumpung masih pada kumpul," ucap paman memberi saran.
"Boleh, siapkan saja mobilnya," ucap Uwa.
"Siap, besok aku nyarter mobil. Lusa kita berangkat. Persiapkan bekal yang banyak," ucap paman.
"Siap, soal bekal mah nenek gak ada tandingannya," ucap nenek uyut sambil menepuk dadanya membanggakan diri dengan angkuhnya. Para cucu tertawa melihat tingkah nenek mereka.
"Iya besok aku bawa lotek juga, bikin bumbunya, yang punya buah-buahan dirumah bawa saja," tambah ibu Zalfa.
"Siap!!!" jawab beberapa bibi-bibi.
"Ya sudah kita pulang duluan ya kek, nek," pungkas Bapak Zalfa berpamitan. Kemudian dibuntuti oleh ibu, anak-anak dan cucunya.
"Iya iya hati-hati, eh buyut-buyut nenek nginep aja sini ya," pinta nenek. Firman dan Amira seketika melihat ke arah ibunya. Meminta persetujuan. Tapi ibunya hanya diam menahan senyum.
"Nggak deh Yut, nanti ibu malah. Kakak juga masih suka ngompol," ucap Rafifa jujur.
"Nggak kok, kalau kakak pipis dulu sebelum tidur kakak nggak ngompol," sanggah Rafiq.
"Tadi pagi aja ngompol, baju Fifa aja basah kena pipis Kakak. Kasulnya juga basah. Ya kan bu?" jawab Rafifa tak mau kalah, meminta persetujuan ibunya.
"Sudah ya jangan berantem. Kapan-kapan aja ya Yut. Insya Allah bobo sini," ucap Viqoh menggantikan kedua anaknya.
"Baiklah, uyut tunggu deh kalian kapan-kapan bobo sini," tutur nenek uyut.
Keluarga Zalfa akhirnya pulang, beristirahat. Hari pertama idul fitri memang sangat melelahkan bagi setiap muslim, karena mereka harus berkeliling menemui sanak saudara untuk saling memaafkan. Momen idul fitri lah di mana para keluarga berkumpul bersama, yang tadinya di kota semuanya pada mudik, pulang ke kampung halaman masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Jejak Santri (TAMAT)
General FictionZalfa, seorang santri putri sekaligus mahasiswi di salah satu Universitas Islam Negeri di Jawa Tengah. Ia yang begitu gigih dengan impiannya, bersama sahabat ia lalui bersama merangkai mimpi. Meski kendala, penghianatan, tuntutan, menjadi tirai men...