Bab 5. Senandung Al-Isra'

132 51 165
                                    

Saat kita bisa melalui apa yang kita hadapi, tersenyumlah. Sebesar apapun cobaan yang menerpa selalu ada Alloh yang Maha Besar yang menguatkan kita untuk bangkit dan menengadah.

~Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

Acara pameran segera berakhir, tiap kelompok membersihkan meja masing-masing dan mengumpulkan kembali barang-barang jualan yang tersisa.

"Sudah siap semua guys?" tanya Ghani.

"Siap pak..." jawab serempak.

"Ya udah, kuy kita kembali ke posko. Dan mempersiapkan proker terakhir kita, semoga kinerja kita maksimal ya biar kesan sama warga kelompok kita itu baik. Dan mulai besok pagi kita pulang kerumah masing-masing okey?"

"Okey..." Sebagaimana nanti malam ialah acara malam puncak di desa Melung, sebagai tanda perpisahan para mahasiswa KKN dan warga setempat, mereka sibuk membentuk kepanitiaan dan memfokuskan bagian divisinya masing-masing.

Untuk acara membutuhkan protokol acara, sambutan-sambutan, dan pembacaan ayat suci al-Qur'an serta shalawat dan penutup atau do'a. Namun ada yang kurang yakni sebagai pembacaan ayat suci al-Qur'an.

Seluruh panitia memprioritaskan seorang santri yang menurut mereka lebih pantas dan mungkin bisa. Dengan begitu berarti pilihannya kalau tidak Widia berarti Zalfa, dan Hikam. Tapi Hikam sudah ditunjuk sebagai ketua panitia.

"Jangan gue.. plis, Zalfa aja ya," mohon Widia.

Semua orang melihat ke arah Zalfa untuk meminta persetujuan, yang dituju hanya menggelengkan kepala.

"Pliss Zal... ini untuk berlangsungnya acara kita," Bujuk Hikam, selaku ketua panitia.

"Iya, lo satu-satunya harapan kita. Mau ya, gue percaya lo bisa Fa. Iya lah ya. Lo harus bisa membuktikan bahwa kita mahasiswa itu serba bisa pada masyarakat bukan hanya dari segi sosialnya saja tapi agamanya juga," kelakar Ghani.

Akhirnya Zalfa melihat ke arah teman-temannya, sorot mata mereka memperlihatkan permohonan dan harapan yang sangat kentara terhadap Zalfa.

"Baiklah, saya akan berusaha," Setelah mengucapkan demikian Zalfa tertunduk. Teman-teman yang cewek merangkul Zalfa. Dengan rasa gembira.

"Yeay.. Alhamdulillah, tinggal bilang iya aja apa susahnya sih Fa," ungkap Karomah. Zalfa hanya tersenyum menanggapinya.

"Oh iya, barangkali kamu butuh waktu. Latihan dulu aja di Mushola situ," tambah Fitri.

"Baik, terima kasih. Ya sudah aku ke Mushola dulu ya teman-teman, Assalamu'alaikum," Zalfa pun beranjak menuju tempat yang dituju.

"Wa'alaikumussalam..." Jawab serempak.

***

Malam puncak telah tiba, semua panitia di sibukkan dengan memaksimalkan tempat dan hidangan yang sudah mereka siapkan.

Protokol acara sudah membuka acara, sebentar lagi Zalfa akan maju. Semua panitia ikut deg-degan melihat ke arah Zalfa yang sudah terlihat groginya.

"Semangat Zal, lo pasti bisa," tutur Widia mensupportnya. Zalfa hanya mengangguk dan tersenyum mencoba menutupi kegugupannya.

"Acara yang selanjutnya yakni pembacaan ayat suci al-Qur'an oleh saudari Zalfa Sabira Nadhira... kepadanya waktu dan tempat kami persilahkan," Panggil sang protokol.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang