Bab 27. Sosok Remaja Penghafal Al-Qur'an

17 4 0
                                    

Kelegaan terhebat ialah ketika kita berhasil melalui fase menghafal. Bersyukur atas pencapaian yang kita bisa, meruntuhkan kegugupan dan kekhawatiran yang tergantikan oleh bahagia yang tercipta.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

"Jadi ada sebuah cerita tentang penghafal al-Qur'an, dia adalah sosok remaja yang menghafal al-Qur'an dalam dua tahun. Namanya ialah Abir Adam."

Seluruh siswa kelas IX mulai senyap dan fokus mendengarkan Zalfa bercerita.

"Setiap individu mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Antara orang satu dengan lainnya mempunyai kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda dalam suatu hal, termasuk dalam hafalan, pemahaman, maupun kecerdasan mempelajari suatu hal. Begitu juga dengan hafalan al-Qur'an.

Ada orang yang menempuh hafalan al-Qur'an dalam waktu bertahun-tahun, namun ada pula yang mampu menempuhnya hanya dalam waktu beberapa hari saja. Itulah realitas yang ada, semoga kita semua dimudahkan ya dalam menghafal al-Qur'an. Terkhusus siswa kelas IX A ini semoga selalu dipermudah dan diberi keberkahan oleh Alloh Swt.

Baik, mulai yah sama Abir Adam, dia adalah seorang perempuan berkebangsaan Nigeria yang mempunyai kesulitan berbicara bahasa Arab. Dirinya datang ke Saudi Arabia mengikuti orang tuanya yang sedang mencari penghidupan yang halal untuk menyambung hidup mereka.

Abir sering sekali mendengar ayahnya membaca al-Qur'an sampai akhirnya ia terpengaruh ingin seperti ayahnya. Suatu hari, ayahnya memperhatikan sang anak yang sedang mendengarkan siaran radio al-Qur'an siapa lagi kalau bukan Abir. Ternyata, hal itu terjadi setiap pagi secara terus-menerus.

Dari situlah, ayahnya merasa bahwa sang anak semakin dekat dengan al-Qur'an. Mengingat Abir mengalami kesulitan dalam bahasa Arab dan ayahnya pun mengerti akan permasalahan yang dihadapi Abir, akhirnya sang ayah memasukkan Abir ke sekolah tahfidz. Di sana, Abir belajar bahasa Arab. Berkat keseriusannya dalam belajar, akhirnya Abir berhasil mempelajari bahasa arab dengan baik. Tidak hanya itu, sedikit-sedikit ia jiga telah mampu menghafal al-Qur'an.

Seiring berjalannya waktu, hari berganti bulan, dan tahun, Abir merasa sudah tidak mengalami kendala dengan bahasa Arab. Bahkan, teman-temannya pun turut kagum terhadap kemampuannya.

Beberapa teman Abir banyak yang mengutarakan kekagumannya itu melalui pujian dan sanjungan terhadap Abir. Namun Abir tetap tidak lupa diri. Ia selalu rendah hati dan menyadari bahwa semua itu atas nikmat dan rahmat Alloh Swt. Guru-guru yang mengajarnya juga terus menerus memberi motivasi dan dorongan kepadanya untuk menambah hafalannya...." Sejenak Zalfa bernafas dan tersenyum memperhatikan para siswa yang begitu khidmat mendengarkan ia bercerita.

"Nanti Kak Zalfa pun jadi guru yang selalu memberi motivasi dan dorongan juga ya Kak. Biar kita semangat menghafalnya kayak Abir," celetuk salah satu siswi yang duduk paling belakang.

"Insya Allah... kita sama-sama saling men-support ya adik-adik."

"Siap Kak, lanjutkan Kak ceritanya," ucap beberapa siswa yang sudah tidak sabar mendengarkan Zalfa melanjutkan ceritanya.

"Baik..." Zalfa tersenyum mengangguk.

"Melihat ketekunan dan kemampuan yang dimiliki Abir, sang ayah pun tidak tinggal diam. Ayahnya turut memberikan motivasi pada Abir. Tidak hanya itu, ayahnya juga turut men-support dengan memberikan banyak buku terjemahan dan kaset-kaset beraneka ragam. Sehingga dapat lebih mempermudah dirinya dalam menghafal al-Qur'an.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang