Bab 7. Seminar Proposal

108 48 169
                                    

Bahagia itu bisa tercipta dari diri kita. Jangan terlalu sibuk mencari kebahagiaan diluaran sana. Lihatlah dirimu, orang-orang disampingmu yang selalu memberimu efek positif. Bahagia itu masih ada, karena Tuhan punya alasan kapan saatnya kita bahagia.
Tersenyumlah...

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

Fajar telah menyingsing di ufuk timur, suara burung berkicau, ayam berkokok bersahutan. Kegiatan sholat dhuha di pesantren telah usai. Para santri keluar masjid menuju kamar masing-masing. Ada yang bergegas mengerumuni penjual rames, ada yang sibuk mengantri kamar mandi, ada pula yang sibuk dengan jadwal kuliah pagi.

Zalfa juga telah mempersiapkan semuanya untuk seminar proposalnya. Kebetulan jadwal Zalfa jam 3 sore, jadi ia sedikit santai untuk berangkat ke kampus. Sebelum jadwal mengaji jam 7 ia berniat menelepon ibunya untuk meminta do'a agar dimudahkan segala urusannya. Zalfa mencari tempat sepi, agar ia lebih leluasa bercerita dengan ibunya. Biasanya ia telponan di samping kamar Syafa'atul Qur'an, kebetulah di situ ada lantai kosong samping jemuran yang biasanya buat nderes mbak-mbak tahfidz.

"Assalamu'alaikum Ma..."

"Wa'alaikumussalam, ada apa Fa? Tumben telpon pagi-pagi," sahut sang Ibu.

"Zalfa mau minta do'a Ma, nanti insya Allah Zalfa seminar proposal. Do'ain ya Ma supaya Zalfa dipermudah, bisa jawab pertanyaan-pertanyaan dari dosen, dan tidak gugup juga."

"Tanpa kamu minta pun, Mama selalu mendo'akan Fa. Pikirannya tenang, baca Robisyrohli Shodri Wayassirli Amri Wahlul 'Uqdatamillisaani Yafqohu Qoulii baca tiga kali kalau bisa jangan bernafas."

"Iya Ma, Zalfa ingat kok. Mama kan selalu menyuruh do'a itu tiap kali Zalfa mau tampil atau mengikuti lomba apapun dari dulu..."

"Nah, tuh ingat. Insya Allah semuanya akan baik-baik saja. Jangan lupa makan Fa, sudah makan belum?"

"Belum Ma, hehe."

"Tuh kan, kebiasaan. Kalau di tanya pasti belum. Ya sudah beli dulu sana, makan. Kalau kita sudah makan nanti belajar pun jadi fokus. Makan dulu sana. Telponnya matiin ya. Assalamu'alaikum."

"Iya Ma,Wa'alaikumussalam..."

***

Setelah makan, Zalfa langsung mengikuti kegiatan mengaji yang bertempat di ndalem. Kegiatan pengajian tersebut biasanya berlangsung dari pukul 7 sampai 8 diajarkan langsung oleh pengasuh utama. Kitab kajiannya yakni kitab Kifayatul Akhyar.

Pengajian telah usai, Zalfa langsung bersiap-siap untuk berangkat lebih awal. Menurutnya, belajar terkait kampus lebih fokus di perpustakaan. Terutama di lantai 3 yang sepi pengunjung, karena di lantai tersebut ruangan khusus kitab, jadi sangat jarang mahasiswa yang memasuki ruangan tersebut.

Di dalamnya juga terdapat ruangan-ruangan yang di sekat-sekat ada meja dan kursi lengkap dengan stopkontak, mungkin ruangan tersebut sudah di setting karena ditakutkan laptopnya law bat saat mengerjakan tugas. Jadi tiap ruangan terdapat stopkontak.

"Mau berangkat sekarang Mbak?" tanya salah satu anak kamarnya.

"Iya nih."

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang