Jika kedekatan bersama teman menuai bahagia yang tercipta, maka perpisahan dengannya ialah mengukir rindu yang bertolak pada semesta.
~ Seberkas Jejak Santri ~
Karya Serpihan Ilalang
==========♡♡♡♡♡==========
"Habis dari mana Mbak Zal?" tanya salah satu penghuni kamar yang Zalfa tempati.
"Oh main aja sih, sekalian ambil roti juga tadi di kampus. Kamu setorannya sudah jadi Us?"
"Belum. Hehe."
"Kok kayak santai gitu. Bentar lagi ashar loh."
"Mbak kayak gak tahu aja."
"Gak tahu apa?"
"Biasanya juga kalau pak Kyai tindakan pada santai Mbak Zal."
"Oh pak Kyai tindakan, sejak kapan? Aku gak tahu."
"Tadi pagi Mbak."
"Pantesan aja aku masuk pondok, hanya beberapa santri tahfidz aja yang lagi nderes. Tindakan kemana?"
"Ke Semarang, kata Mbak-mbak sih. Ada saudara di Semarang yang sedang ada acara nikahan."
"Oh begitu, ya ya. Syukur sih aku juga belum lancar buat setoran sore ini. Kira-kira nanti malam sudah kondur belum yah?"
"Keknya belum deh Mbak," sambung Vega.
"Hm... berarti bakalan libur lagi nih."
"Iya sih Mbak. Tapi kan kalau malam tetap sima'an," ungkap Uswah.
"Iya ya, dan madinan juga buat kalian. Hehe."
"Wah iya yah. Madinan mana pernah libur, pak Kyai tindakan pun nggak berpengaruh," tambah Vega dengan wajah sedikit muram.
"Mbak Zalfa mandi," tiba-tiba Isti'anah memanggilnya.
"Oh iya, sudah ditutup pintunya Is?"
"Sudah Mbak..." jawab Isti, Zalfa langsung mempercepat langkahnya. Kebetulan ia sudah mempersiapkan bawaannya ke kamar mandi termasuk baju gantinya.
"Eh, nomor berapa Is..." seru Zalfa, karena sudah lumayan jauh dengan keberadaan Isti'anah.
"Nomor lima Mbak Zal," teriak Isti tidak kalah seru.
"Oke..." Zalfa langsung bergegas menuju kamar mandi yang dituju.
Setelah prosesi mandi, Zalfa dan teman-teman kamarnya yang suci bersiap-siap akan melaksanakan shalat Ashar berjama'ah di masjid.
Dikarenakan ngaji Ashar libur, setelah shalat para santri nderes Al-Qur'an sendiri-sendiri. Ada yang memperbaiki hafalan yang diperoleh, ada yang menambah buat besok, ada juga yang mempersiapkan muroja'ah setelah isya.
Sekitar pukul 5.00 sore para santri kembali ke kamar masing-masing memulai kesibukan mereka tersendiri. Zalfa dan teman-teman sekamarnya balik ke kamar secara bersamaan.
"Eh, tadi ada yang tahu siapa yang ngimamin?" ucap Vega.
"Kakang keknya, soalnya gusnya juga pada ikut tindakan," ucap Isti.
"Kakang siapa ya kira-kira?" sela Uswah.
"Kang mas..." sambung Zalfa.
"Kang mas siapa Mbak Zal?" tanya Uswah begitu antusias.
"Ya kang mas lah masa kang mbekayu Us," sergah Izzah.
"Ya kali, Mbak Zalfa tahu Mbak Zah," ucap Uswah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Jejak Santri (TAMAT)
General FictionZalfa, seorang santri putri sekaligus mahasiswi di salah satu Universitas Islam Negeri di Jawa Tengah. Ia yang begitu gigih dengan impiannya, bersama sahabat ia lalui bersama merangkai mimpi. Meski kendala, penghianatan, tuntutan, menjadi tirai men...