Bab 3. Terjun Masyarakat

157 56 80
                                    

Lingkungan yang kita tinggali akan terasa nyaman jika kita bisa bersahabat dengan keadaan.

~ Seberkas Jejak Santri ~

Karya Serpihan Ilalang

==========♡♡♡♡♡==========

"Hai Guys gimana persiapan KKN? Kelas kita ikut KKN gelombang sekarang semua nggak?" Pertanyaan menggelegar dari ketua kelas alias kosma dalam istilah mahasiswa.

"Mayoritas sih ikut, tapi ada beberapa yang nggak, kendalanya karena kurangnya SKS, cuti, dan mungkin alasan lainnya," tukas Amalia, selaku wakil kosma.

"Oh gitu, gapapa yang belum bisa ikut KKN tetap semangat masih ada kesempatan lainnya. Dan kalian yang KKN semoga dipermudah semuanya baik anggota kelompoknya maupun perkampungannya," ucap sang kosma.

"Aamiin..." ucap serempak.

***

Zalfa dan Amira ditempatkan di kampung yang berbeda. Tetapi masih tetangga desa. Setelah mempersiapkan bawaan, semua santri yang hendak KKN soan ndalem guna untuk izin cuti KKN selama 45 hari.

Hari pemberangkatan ke lokasi KKN masing-masing kelompok lusa, hari ini pembekalan dan pertemuan antar anggota kelompok, dan besok survei lokasi sekalian bawa barang-barang yang akan digunakan disana selama 45 hari.

Zalfa berjalan menyusuri koridor kampus, mencari anggota kelompoknya dengan nomor urut 59. Kebetulan Zalfa satu kelompok dengan teman satu pondok, meski berbeda jurusan. Setidaknya ia punya teman yang kenal dan bisa memberi info perihal anggota KKN.

"Hai Faa..." seru Widia "Sini, ini kelompok kita,"

Zalfa pun menganggukkan kepala dan segera bergegas ke arah Widia.

"Nih dia yang kita tunggu-tunggu," ucap Widia.

Zalfa mengulas senyum dan menatap beberapa anggota kelompoknya.

"Assalamu'alaikum... maaf saya telat," Sambil menyalami teman-temanya terkhusus akhwat, sama ikhwan hanya menangkupkan kedua tangan di depan dada.

"Iya gapapa santai aja," ucap salah satu cowok.

Setelah itu mereka memperkenalkan identitas mereka masing-masing. Mulai dari nama, asal, jurusan dan saling bertukar nomor hp. Dan membuat grup WA. Zalfa lah satu-satunya anggota yang tidak punya WA, ia hanya memegang hp cliring alias hp jadul, itu pun hanya bisa buat sms sama telepon. Tapi teman-teman memakluminya, karena mereka tahu di pondok pesantren yang Zalfa tempati semua santri tidak diperkenankan membawa hp android.

Meskipun KKN sudah tidak terikat dengan peraturan pondok, Zalfa tidak membawanya karena jauh kalau harus pulang dulu ke Ciamis mengambil hp. Berbeda dengan Widia karena rumahnya masih terbilang dekat kabupaten sebelah, yaitu Kebumen.

Kemudian mereka langsung membagi tugas masing-masing sesuai divisi yang sudah di bagi. Masing-masing divisi terbagi menjadi dua orang. Sesuai dengan basic mereka. Kebetulan Zalfa terpilih dalam divisi keagamaan.

"Terus gimana besok yang mau survei semua ikut atau cuma perwakilan?" ucap Ghani selaku ketua kelompok.

"Mendingan perwakilan aja, lagian cuma survei ini. Soal barang-barang bawaan di bawa lusa aja sekalian," sela Praselia.

"Okay.. masukan diterima, gimana menurut kalian?" tanya Ghani.

"Kita sih oke-oke aja," ujar Widia.

"Iya...," serempak. Zalfa hanya menganggukan kepala tanda setuju.

Seberkas Jejak Santri (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang